Banyak orang tertarik untuk berinvestasi demi masa depan yang lebih cerah. Tapi, satu pertanyaan penting sering terlupakan: Sudahkah kamu mengatur keuangan dengan baik sebelum mulai investasi? Jawaban dari pertanyaan ini akan sangat menentukan apakah kamu bisa berinvestasi secara aman dan berkelanjutan, atau justru tersandung di tengah jalan.
Nah, buat kamu yang sedang berencana untuk mulai investasi tapi masih bingung bagaimana mengatur keuangan dengan benar, artikel ini akan membahas secara lengkap dan santai tentang cara mengatur keuangan untuk mulai investasi. Yuk, mulai langkah awal menuju kebebasan finansial bersama!
Mungkin kamu berpikir, “Toh nanti uangnya akan berkembang di investasi, kenapa harus repot ngatur dulu?” Justru itulah poin pentingnya. Tanpa pengelolaan keuangan yang baik, investasi bisa jadi bumerang. Kamu mungkin jadi tergoda menggunakan dana darurat untuk membeli saham, atau nekat investasi tanpa punya dana cadangan. Ini yang sering menyebabkan kegagalan finansial.
Beberapa alasan kenapa kamu harus mengatur keuangan terlebih dulu sebelum investasi:
Jadi, sebelum membeli produk investasi apa pun, yuk kita mulai dari pondasinya dulu.
Berikut adalah tahapan yang bisa kamu ikuti untuk membentuk keuangan yang sehat sebelum berinvestasi:
1. Cek Kondisi Keuangan Saat Ini
Sebelum membuat rencana, kamu harus tahu dulu di mana posisi kamu saat ini. Caranya gampang: catat semua pemasukan dan pengeluaran kamu selama sebulan. Lihat, apakah pengeluaranmu melebihi pemasukan? Apakah kamu punya utang yang belum lunas? Dari sini kamu bisa tahu kondisi keuanganmu sehat atau belum.
Checklist singkat:
Kalau belum semua terpenuhi, tenang. Kamu masih bisa memperbaiki step by step.
2. Buat Anggaran Bulanan yang Realistis
Langkah selanjutnya adalah membuat anggaran bulanan. Banyak orang malas bikin anggaran karena merasa ribet. Padahal, ini kunci utama supaya keuangan kamu terkendali.
Gunakan metode sederhana seperti 50/30/20 rule:
Kamu juga bisa pakai aplikasi pencatat keuangan agar lebih mudah memantau pengeluaran harian.
3. Lunasi Utang Konsumtif Terlebih Dahulu
Utang konsumtif (seperti cicilan kartu kredit atau pinjaman online untuk belanja) adalah penghalang terbesar dalam investasi. Kalau kamu masih punya beban utang yang berbunga tinggi, sebaiknya selesaikan dulu sebelum mulai investasi.
Kenapa? Karena bunga utang (bisa 20-30% per tahun) jauh lebih besar dibanding return investasi (rata-rata 6-15% per tahun). Jadi, melunasi utang lebih “menguntungkan” dibanding langsung investasi.
4. Bangun Dana Darurat
Ini penting dan sering diabaikan. Dana darurat adalah simpanan yang bisa kamu gunakan ketika ada kejadian tidak terduga, seperti kehilangan pekerjaan, sakit, atau musibah lainnya. Dana ini harus liquid dan mudah dicairkan, seperti di tabungan atau e-wallet berbunga.
Idealnya, dana darurat yaitu 3-6 bulan pengeluaran bulanan jika kamu lajang atau 6-12 bulan pengeluaran bulanan jika sudah berkeluarga.
Jangan mulai investasi sebelum dana darurat kamu cukup, ya. Tujuannya biar kamu nggak panik dan tarik investasi kalau terjadi hal darurat.
5. Tentukan Tujuan Investasi yang Jelas
Investasi itu bukan sekadar ikut tren. Harus ada tujuan yang jelas agar kamu tahu:
Contoh tujuan investasi:
Tujuan ini akan memengaruhi strategi dan pilihan instrumen investasimu nanti.
6. Pilih Instrumen Investasi Sesuai Profil Risiko
Setelah keuangan kamu sehat, barulah kamu bisa memilih instrumen investasi. Tapi jangan asal pilih, ya! Kenali dulu profil risiko kamu: konservatif, moderat, atau agresif.
Contoh pilihan berdasarkan profil risiko:
Yang penting, jangan investasi di produk yang tidak kamu pahami. Hindari juga produk yang menjanjikan “cuan cepat” tanpa penjelasan logis.
7. Mulai dari Nominal Kecil Tapi Konsisten
Kamu nggak perlu langsung investasi jutaan rupiah. Bahkan dengan Rp100.000 per bulan pun kamu sudah bisa mulai di reksa dana atau tabungan emas. Yang penting adalah konsistensi.
Buat jadwal investasi otomatis (auto-debit) agar kamu disiplin. Anggap saja ini sebagai “biaya masa depan”, sama pentingnya seperti bayar tagihan bulanan.
8. Rutin Evaluasi Keuangan dan Investasi
Setelah investasi berjalan, jangan ditinggal begitu saja. Luangkan waktu setiap bulan atau minimal setiap kuartal untuk mengecek perkembangan keuangan dan investasi kamu. Lihat apakah sudah sesuai target? Perlu penyesuaian atau tidak?
Evaluasi ini akan membuat kamu lebih sadar atas kemajuan dan kesalahan yang mungkin terjadi, sehingga bisa segera dikoreksi.
Berikut beberapa kesalahan umum yang perlu kamu hindari:
Ingat, investasi bukan sekadar tentang untung, tapi soal membangun masa depan yang stabil secara finansial.
Kalau kamu masih bingung harus mulai dari mana, FINETIKS VIP Save bisa jadi pilihan tepat untuk kamu yang ingin berinvestasi aman dan tetap fleksibel.
Dengan keuntungan hingga 6,25% per tahun, tanpa biaya admin, tanpa saldo minimal, dan fitur gratis transfer antar bank, FINETIKS VIP Save cocok dijadikan sebagai tempat menyimpan dana darurat sekaligus tempat menumbuhkan tabungan sebelum kamu melangkah ke instrumen investasi lainnya.
FINETIKS VIP Save membantu kamu membangun kebiasaan finansial yang sehat. Kamu bisa tarik dana kapan saja tanpa denda, jadi tetap aman untuk kebutuhan mendadak. Jadi, sambil kamu mengatur keuangan dan belajar investasi, dana kamu tetap berkembang.
Yuk, mulai dari langkah kecil tapi konsisten, karena masa depan keuangan yang kuat dimulai dari keputusan bijak hari ini! Download sekarang, gratis di App Store dan Google Play!