Pernah dengar istilah outsourcing? Buat kamu yang sering berkecimpung di dunia bisnis, manajemen, atau bahkan sekadar baca berita ekonomi, istilah ini pasti tidak asing. Outsourcing adalah praktik ketika sebuah perusahaan menyerahkan sebagian pekerjaan atau fungsi bisnisnya kepada pihak ketiga, biasanya vendor atau perusahaan jasa khusus.
Jadi, alih-alih merekrut karyawan tetap untuk mengurus semua hal, perusahaan memilih untuk fokus pada core business mereka, sementara pekerjaan penunjang, seperti IT support, cleaning service, call center, atau bahkan digital marketing, dilimpahkan kepada penyedia jasa outsourcing.
Model kerja ini ternyata bukan tren baru. Outsourcing sudah berkembang sejak dekade 1980-an di negara maju, terutama Amerika Serikat. Di Indonesia sendiri, outsourcing mulai populer sejak era 2000-an, ketika banyak perusahaan multinasional masuk dan membawa model efisiensi biaya dengan memanfaatkan vendor tenaga kerja.
Kalau dipikir-pikir, kenapa sih perusahaan lebih memilih outsourcing dibandingkan merekrut karyawan langsung? Berikut beberapa alasan utama:
Merekrut karyawan tetap jelas membutuhkan anggaran besar, mulai dari gaji pokok, tunjangan, asuransi kesehatan, hingga pesangon. Outsourcing adalah solusi untuk menekan biaya tersebut. Dengan kontrak yang fleksibel, perusahaan hanya membayar sesuai kebutuhan, tanpa harus terbebani biaya jangka panjang.
Bayangkan kamu punya perusahaan teknologi. Core business kamu adalah mengembangkan software. Apakah masuk akal kalau kamu harus pusing juga memikirkan urusan kebersihan kantor atau customer service? Tentu tidak. Nah, di sinilah outsourcing berperan. Pekerjaan non-inti bisa dialihkan sehingga perusahaan bisa lebih fokus mengembangkan inovasi.
Tidak semua perusahaan punya kapasitas merekrut tenaga ahli di bidang tertentu. Misalnya, untuk keamanan data digital, perusahaan mungkin lebih aman mempercayakan kepada vendor outsourcing spesialis IT security. Mereka sudah punya tim profesional, sistem, dan pengalaman yang sulit dicapai kalau perusahaan harus membangun sendiri dari nol.
Outsourcing adalah cara terbaik ketika perusahaan butuh tenaga kerja tambahan secara cepat, misalnya saat musim liburan ketika permintaan meningkat drastis. Dengan outsourcing, perusahaan bisa langsung menambah tenaga kerja tanpa harus repot rekrutmen panjang.
Dengan menggunakan tenaga outsourcing, perusahaan bisa mengalihkan sebagian risiko bisnis ke pihak ketiga. Contohnya, jika ada masalah hukum terkait ketenagakerjaan, vendor outsourcing lah yang bertanggung jawab.
Biar makin kebayang, berikut beberapa jenis pekerjaan yang biasanya di-outsourcing oleh perusahaan di Indonesia:
Tidak ada sistem yang sempurna, begitu juga outsourcing. Yuk kita bahas dua sisi mata uangnya:
Di Indonesia, outsourcing adalah praktik yang makin meluas, meskipun tidak jarang menuai kontroversi. Salah satu alasannya adalah persoalan kesejahteraan tenaga kerja. Banyak pekerja outsourcing yang merasa hak mereka kurang dibandingkan karyawan tetap.
Namun, dari sisi perusahaan, outsourcing tetap menjadi solusi strategis. Perusahaan-perusahaan besar di sektor manufaktur, retail, hingga perbankan menggunakan outsourcing untuk efisiensi.
Bahkan di era digital, outsourcing tidak hanya untuk pekerjaan fisik seperti cleaning service atau security. Banyak startup kini meng-outsourcing-kan pekerjaan IT development, digital marketing, hingga content creation ke freelancer atau agency.
Dengan berkembangnya teknologi, outsourcing adalah model kerja yang sepertinya akan terus bertahan bahkan berkembang lebih luas. Tren “gig economy” yang kini marak juga bisa dilihat sebagai bentuk outsourcing modern. Platform seperti Gojek, Grab, hingga Upwork menunjukkan bagaimana tenaga kerja bisa diakses secara fleksibel dan sesuai kebutuhan.
Di sisi lain, regulasi ketenagakerjaan juga akan terus berperan penting. Pemerintah perlu memastikan bahwa pekerja outsourcing tetap mendapatkan hak-haknya sesuai standar. Perusahaan pun perlu bijak dalam memilih vendor agar hubungan kerja tetap sehat.
Jawabannya tergantung. Jika kamu sedang menjalankan bisnis yang butuh efisiensi tinggi, outsourcing jelas bisa jadi pilihan. Tapi jika kamu ingin membangun budaya perusahaan yang kuat dengan karyawan yang loyal, sebaiknya pertimbangkan matang-matang sebelum meng-outsourcing-kan pekerjaan inti.
Yang jelas, outsourcing adalah salah satu strategi bisnis yang terbukti mampu membantu banyak perusahaan bertahan, berkembang, bahkan bersaing di pasar global.
Kalau perusahaan saja bisa lebih efisien dengan outsourcing, kamu juga bisa bikin keuangan pribadi lebih efisien dengan cara menabung di produk yang tepat.
Nah, buat kamu yang pengin nabung lebih untung, ada FINETIKS VIP Save hasil kerja sama dengan Bank Victoria. Produk ini kasih bunga tabungan lebih tinggi dari tabungan biasa, sampai 6,25% per tahun, tanpa biaya admin, plus ada kuota gratis transfer 20 kali per bulan. Dana kamu juga bebas nggak dikunci, jadi bisa ditarik kapan saja. Tambahan lagi, ada asuransi jiwa hingga Rp5 miliar.
Dengan keuntungan sebesar itu, jelas VIP Save bikin uang kamu kerja lebih keras tanpa harus ribet. Yuk, download aplikasi FINETIKS sekarang dan mulai menabung dengan cara yang lebih cerdas.