apa beda PPn dan PPh

Sering Salah! Cek di Sini Apa Beda PPn dan PPh!

November 19, 2025
Sering Salah! Cek di Sini Apa Beda PPn dan PPh!

Apa Beda PPn dan PPh? Bahas Lengkap di Sini!

Kalau kamu pernah belanja, terima gaji, atau menjalankan bisnis, pasti pernah mendengar istilah PPn dan PPh. Namun, kenyataannya masih banyak orang yang menyamakan kedua jenis pajak ini, bahkan mengira keduanya bekerja dengan cara yang sama. Padahal, PPn dan PPh punya tujuan, perhitungan, serta pemotongan yang sangat berbeda.

Karena itu, artikel ini akan membahas secara lengkap apa beda PPn dan PPh, bagaimana cara kerjanya, siapa yang harus membayar, hingga contoh penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Pembahasannya akan dibuat simpel, runtut, dan mudah dipahami siapa pun.

1. Apa Itu PPn?

PPn adalah singkatan dari Pajak Pertambahan Nilai. Ini adalah pajak atas konsumsi barang dan jasa. Artinya, setiap kali kamu membeli barang atau menggunakan jasa tertentu, ada nilai pajak yang otomatis melekat pada transaksi tersebut.

PPn tidak mengenal siapa kamu atau berapa penghasilanmu. Selama kamu membeli barang atau jasa yang tergolong kena pajak, maka PPn akan dibebankan ke transaksi tersebut. Pajak ini bersifat tidak langsung, sehingga sebagian besar beban akhirnya ditanggung oleh konsumen akhir.

Sifat PPn sangat bergantung pada aktivitas ekonomi. Semakin tinggi daya beli masyarakat, semakin tinggi pula penerimaan PPn untuk negara.

2. Apa Itu PPh?

Sementara itu, PPh adalah singkatan dari Pajak Penghasilan. Berbeda dengan PPn yang dikenakan pada konsumsi, PPh dikenakan pada penghasilan seseorang atau badan usaha. Penghasilan di sini bisa berupa gaji, keuntungan bisnis, honor, hadiah, keuntungan investasi, dan banyak lainnya.

PPh termasuk pajak langsung. Artinya, beban pajak ini harus ditanggung sendiri oleh orang atau badan yang memperoleh penghasilan. Pajak ini tidak bisa dialihkan ke pihak lain.

PPh juga punya banyak jenis, mulai dari PPh 21 untuk karyawan, PPh 23 untuk jasa, PPh 25 untuk angsuran pajak penghasilan, hingga PPh Final untuk sektor usaha tertentu. Semua jenis ini dibuat untuk menyesuaikan sumber penghasilan yang berbeda-beda.

3. PPn Dibayar Saat Konsumsi, PPh Dibayar Saat Mendapat Penghasilan

Cara paling mudah memahami perbedaan PPn dan PPh adalah dari momen pembayarannya. PPn muncul ketika kamu membeli atau menggunakan sesuatu. Sedangkan PPh muncul ketika kamu menerima sesuatu berupa penghasilan.

Misalnya, kamu beli sepatu. Kamu otomatis membayar PPn dari harga sepatu tersebut. Namun, saat kamu menerima gaji bulanan atau mendapatkan honor freelance, kamu akan dikenakan PPh 21 atau PPh perorangan lainnya.

Inilah alasan kenapa PPn dan PPh tidak pernah “bertabrakan” karena keduanya memiliki peran yang sangat berbeda dalam siklus ekonomi.

4. PPn Dikenakan pada Barang dan Jasa, PPh pada Penghasilan

Perbedaan berikutnya adalah objek pajaknya. PPn fokus pada barang kena pajak (BKP) dan jasa kena pajak (JKP). Hampir semua barang dan jasa adalah objek PPn, kecuali yang dikecualikan oleh undang-undang seperti kebutuhan pokok tertentu, jasa pendidikan, atau jasa kesehatan.

PPh memiliki objek yang jauh lebih luas dan beragam karena berhubungan dengan sumber penghasilan. Mulai dari gaji, laba usaha, bunga, royalti, komisi, sewa, sampai hadiah lomba pun bisa menjadi objek PPh.

Perbedaan objek inilah yang membuat peraturan PPn relatif lebih simpel, sementara PPh memiliki banyak pasal dan kategori karena jenis penghasilan tiap individu atau badan bisa sangat berbeda.

5. PPn Dibayar Konsumen, PPh Dibayar Penerima Penghasilan

Ini adalah alasan utama kenapa masyarakat lebih sering merasa “tidak sadar” membayar PPn. Pajak ini langsung dibebankan dalam harga barang dan jasa. Kamu tinggal membayar harga finalnya, tanpa perlu menghitung sendiri PPn-nya.

Berbeda dengan PPh. PPh sering kali dipotong langsung oleh pemberi kerja atau harus dihitung dan dilaporkan sendiri, terutama bagi yang memiliki usaha atau penghasilan tambahan. Karena itulah banyak orang lebih merasakan “beban” PPh dibanding PPn.

Namun, keduanya tetap berperan penting dalam struktur penerimaan negara. PPn membantu dari sisi konsumsi, PPh dari sisi produktivitas dan penghasilan.

6. PPn Boleh Dikenakan Berulang, PPh Tidak

PPn memiliki sifat pajak bertingkat (multi stage). Artinya, PPn dapat dikenakan di setiap rantai distribusi, mulai dari produsen hingga ke konsumen akhir. Meski demikian, sistemnya memastikan bahwa pajak tidak mengganda, karena pelaku usaha dapat mengkreditkan PPn Masukan dan PPn Keluaran.

Sedangkan PPh hanya dibayar pada saat seseorang atau badan memperoleh penghasilan. Kamu tidak mungkin membayar PPh dua kali atas penghasilan yang sama. Namun, kamu bisa memiliki beberapa jenis PPh jika sumber penghasilanmu berbeda-beda.

Sifat inilah yang menunjukkan bagaimana PPn lebih fokus pada aktivitas ekonomi, sedangkan PPh lebih fokus pada kemampuan ekonomi.

7. Contoh PPn dan PPh dalam Kehidupan Sehari-hari

Supaya semakin jelas, berikut beberapa contoh penerapan PPn dan PPh dalam aktivitas harian kamu.

Saat kamu belanja kebutuhan rumah tangga, misalnya membeli elektronik atau pakaian, aktivitas ini akan dikenakan PPn. Harga yang kamu bayar sudah termasuk pajak tersebut, sehingga kamu tidak perlu membayar secara terpisah.

Sementara itu, saat kamu menerima gaji bulanan dari kantor, perusahaan akan memotong PPh 21 sesuai ketentuan. Saat kamu mendapatkan fee dari proyek freelance, kamu mungkin juga terkena PPh 21 atau PPh pasal lain sesuai jenis transaksinya.

Dalam bisnis, PPn dan PPh juga muncul secara berbeda. Pelaku usaha yang menjual barang atau jasa wajib memungut PPn dari konsumennya. Namun, saat pelaku usaha tersebut memperoleh laba dari bisnis, di situlah PPh dikenakan.

Perbedaan konteks ini membuat keduanya tidak bisa disamakan atau dipertukarkan. PPn mengikuti transaksi, PPh mengikuti penghasilan.

8. Peran PPn dan PPh bagi Perekonomian

Meskipun memiliki karakteristik yang berbeda, PPn dan PPh sama-sama menjadi komponen penting dalam penerimaan negara. PPn memberi kontribusi dari aktivitas ekonomi masyarakat. Ketika konsumsi naik, penerimaan PPn akan meningkat.

PPh membantu negara mendapatkan pemasukan dari produktivitas masyarakat. Ketika banyak orang bekerja, berbisnis, dan mendapatkan keuntungan, penerimaan PPh juga meningkat.

Dua jenis pajak ini saling melengkapi. PPn memperkuat kas negara dari sisi belanja dan konsumsi. PPh memperkuat dari sisi penghasilan dan produksi. Tanpa keduanya, struktur fiskal negara tidak akan seimbang.

9. Jadi, Apa Beda PPn dan PPh?

Setelah memahami penjelasan di atas, kamu bisa menyimpulkan bahwa PPn adalah pajak atas konsumsi barang dan jasa, sedangkan PPh adalah pajak atas penghasilan. PPn dibayar oleh konsumen dan melekat pada harga barang. PPh dibayar oleh orang atau badan yang memperoleh penghasilan.

PPn muncul ketika kamu membeli sesuatu. PPh muncul ketika kamu menerima sesuatu.

Dengan memahami keduanya, kamu akan lebih mudah mengelola keuangan, menghitung biaya, dan mengantisipasi kewajiban pajak yang bisa muncul dalam pekerjaan atau bisnismu.

Kelola Penghasilan Lebih Cerdas dengan VIP Save

Setelah memahami apa beda PPn dan PPh, hal berikutnya yang tidak kalah penting adalah mengelola penghasilanmu dengan bijak. Penghasilan yang kamu terima setelah dipotong pajak sebaiknya disimpan dan dikelola agar terus berkembang.

Salah satu cara aman dan menguntungkan adalah menabung di FINETIKS VIP Save, produk kerja sama dengan Bank Victoria. VIP Save memberikan keuntungan lebih tinggi dari tabungan bank biasa, dengan bunga hingga 6,25 persen per tahun. Tidak ada biaya admin, tersedia kuota gratis transfer 20 kali per bulan, dana bebas diambil kapan saja tanpa dikunci, serta perlindungan asuransi jiwa hingga Rp5 miliar.

Kalau kamu ingin penghasilanmu bertumbuh tanpa ribet, saatnya gunakan FINETIKS VIP Save. Download aplikasi FINETIKS sekarang dan mulai menabung lebih cerdas.

Trending Articles