Kamu pasti sudah nggak asing lagi dengan uang yang setiap hari kamu pakai. Tapi, pernah nggak sih kamu memperhatikan dengan detail gambar uang kertas dan uang logam yang ada di dompetmu? Di balik gambar-gambar itu, ternyata ada banyak cerita dan sejarah yang menarik untuk disimak.
Artikel ini akan mengajak kamu menyelami sejarah dan gambar uang Indonesia dari masa ke masa, mulai dari masa penjajahan hingga uang rupiah modern yang kita gunakan hari ini. Selain itu, kita juga akan bahas makna desain dan tokoh-tokoh penting yang ditampilkan di mata uang kita.
Sebelum kita mengenal rupiah seperti sekarang, masyarakat Nusantara sebenarnya sudah lama memiliki sistem barter dan alat tukar yang unik, bahkan sebelum munculnya konsep uang kertas dan logam dari luar.
Di masa awal, masyarakat Nusantara menggunakan barang-barang tertentu sebagai alat tukar, seperti:
Karena belum ada satuan harga tetap, nilai tukar saat itu sangat bergantung pada kesepakatan dan kebutuhan antara dua pihak yang bertransaksi.
Saat Belanda, khususnya VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) menguasai wilayah perdagangan di Nusantara, mereka mulai mengenalkan sistem keuangan yang lebih modern. Pada tahun 1746, VOC mencetak dan mengedarkan uang kertas pertama di Indonesia. Uang ini digunakan untuk mempermudah transaksi di antara pedagang lokal dan asing yang bertransaksi dalam perdagangan rempah-rempah, logam mulia, dan barang ekspor lainnya.
Namun, penggunaan uang kertas ini masih terbatas dan hanya berlaku di wilayah-wilayah penting seperti Batavia (sekarang Jakarta) dan beberapa kota pelabuhan lainnya.
Ketika Jepang menduduki Indonesia pada periode 1942–1945, mereka mencetak uang sendiri yang dikenal dengan istilah "uang Jepang". Uang ini dicetak secara besar-besaran tanpa dukungan cadangan emas atau sistem moneter yang stabil. Akibatnya:
Setelah Indonesia merdeka tahun 1945, pemerintah Indonesia mulai merancang mata uang sendiri. Uang pertama Republik Indonesia terbit pada 30 Oktober 1946, dikenal sebagai ORI (Oeang Republik Indonesia). Desain ORI sangat sederhana dan dicetak di Yogyakarta. Meski begitu, ini menjadi simbol kedaulatan ekonomi bangsa.
Seiring perkembangan zaman, desain dan bahan uang Indonesia terus berubah. Yuk kita bahas satu per satu:
Uang kertas Indonesia mengalami banyak perubahan, baik dari segi bahan, ukuran, warna, hingga tokoh dan gambar yang ditampilkan. Beberapa tonggak penting:
a. Seri ORI (1946–1949). Desain sederhana dengan dominasi warna coklat dan merah, menampilkan lambang Garuda dan motif batik.
b. Seri Sukarno (1950–1960-an). Menampilkan Presiden Soekarno dalam berbagai pose. Beberapa juga menampilkan buruh, petani, dan nelayan.
c. Uang Baru Orde Baru (1970–1990-an). Era ini mulai menghadirkan desain uang yang lebih berwarna dengan gambar tokoh pahlawan dan aktivitas ekonomi nasional.
d. Seri Pahlawan (2000-an). Menampilkan tokoh-tokoh penting seperti Kartini, Sudirman, dan Pattimura.
e. Uang NKRI (2016 & 2022). Desain terbaru dari Bank Indonesia dengan fitur keamanan tinggi, warna lebih cerah, dan gambar pahlawan nasional. Misalnya, Rp100.000 menampilkan Soekarno-Hatta, dan Rp50.000 menampilkan Ir. Djuanda.
Walaupun sering diremehkan, gambar uang logam juga menarik untuk dibahas. Uang logam mulai banyak digunakan sejak tahun 1951 dan terus berkembang sampai sekarang. Berikut beberapa contohnya:
Desain uang logam umumnya menampilkan flora, fauna, atau simbol budaya Indonesia, dengan bentuk bulat dan bahan dari logam campuran seperti aluminium, nikel, atau baja tahan karat.
Setiap gambar uang kertas Indonesia tidak dipilih secara sembarangan. Ada pesan dan filosofi yang ingin disampaikan. Beberapa contoh:
Bagian belakang uang kertas biasanya menampilkan kekayaan budaya, seperti tari daerah, rumah adat, dan panorama alam. Misalnya:
Sampai sekarang, Indonesia masih menggunakan uang kertas berbahan dasar kertas cotton mix dan uang logam dari logam campuran. Tapi beberapa negara seperti Australia dan Singapura sudah menggunakan uang polimer (bahan plastik lentur) yang lebih tahan air dan awet.
Apakah Indonesia akan menyusul? Bisa jadi! Teknologi dan keamanan terus berkembang. Pada edisi 2022, uang rupiah terbaru sudah dilengkapi elemen pengaman canggih seperti color shifting ink, watermark, dan microtext.
Buat para kolektor, uang Indonesia, baik kertas maupun logam, punya nilai historis dan estetika tinggi. Misalnya:
Kenapa sih kamu perlu tahu soal sejarah dan gambar uang Indonesia?
Di era digital seperti sekarang, kita makin terbiasa pakai dompet digital, QRIS, dan transfer online. Tapi bukan berarti uang fisik akan hilang begitu saja.
Uang logam dan uang kertas masih punya peran penting:
Namun begitu, mengenali dan menghargai sejarah uang fisik tetap penting, bahkan saat kita sudah beralih ke transaksi digital.
Sejarah dan gambar uang Indonesia mencerminkan perjalanan bangsa yang panjang dan kaya. Dari ORI sederhana hingga uang rupiah edisi terbaru yang penuh warna dan makna, semuanya adalah bagian dari identitas nasional.
Baik gambar uang logam maupun gambar uang kertas, keduanya menyimpan cerita, budaya, dan semangat perjuangan Indonesia. Semakin kamu tahu maknanya, semakin kamu bisa menghargainya.
Dan kalau kamu ingin makin bijak dalam mengelola uang, baik uang fisik maupun digital, gunakan aplikasi FINETIKS! Dengan Finetiks, kamu bisa mencatat pengeluaran, atur anggaran, dan kelola keuangan pribadi maupun usaha lebih mudah.
Yuk, download FINETIKS sekarang gratis di App Store dan Google Play. Kelola uangmu dengan cerdas, karena uang bukan cuma alat tukar, tapi juga cerita bangsa.