cara menghitung HPP

Cara Menghitung HPP dengan Mudah: Panduan Lengkap untuk Pemula

August 25, 2025
Cara Menghitung HPP dengan Mudah: Panduan Lengkap untuk Pemula

Kenapa Harus Tahu Cara Menghitung HPP?

Kalau kamu punya usaha, sekecil apa pun itu, satu hal yang nggak boleh diabaikan adalah Harga Pokok Penjualan (HPP). Banyak pebisnis pemula yang asal menentukan harga jual tanpa tahu modal sebenarnya. Akibatnya, bisnis kelihatan ramai tapi untungnya tipis bahkan bisa merugi.

HPP membantu kamu menghitung berapa biaya yang benar-benar dikeluarkan untuk menghasilkan produk atau layanan. Dengan tahu cara menghitung HPP, kamu bisa menentukan harga jual yang masuk akal, menutup biaya produksi, dan tentu saja tetap meraih keuntungan.

Apa Itu HPP?

Sebelum masuk ke rumus, yuk pahami dulu definisinya.

HPP (Harga Pokok Penjualan) adalah total biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan barang atau jasa sampai siap dijual. Termasuk di dalamnya biaya pembelian bahan baku, biaya produksi, hingga biaya tambahan lain yang berkaitan langsung dengan barang tersebut.

Singkatnya, HPP = modal utama untuk produkmu.

Kalau kamu menjual barang dengan harga lebih rendah dari HPP, artinya kamu sedang menjual rugi. Tapi kalau harga jual jauh lebih tinggi, bisa jadi konsumen merasa kemahalan. Jadi, menghitung HPP secara tepat sangat krusial.

Komponen Penting dalam HPP

Untuk bisa menghitung HPP dengan akurat, kamu harus tahu dulu komponen apa saja yang masuk ke dalamnya. Secara umum, ada tiga komponen besar:

  1. Persediaan Awal. Barang dagangan yang sudah ada di awal periode (misalnya awal bulan).
  2. Pembelian Bersih. Jumlah pembelian barang dagangan selama periode berjalan, dikurangi potongan pembelian atau retur.
  3. Persediaan Akhir. Barang dagangan yang masih tersisa di akhir periode (misalnya akhir bulan).

Nah, dari komponen ini baru kita bisa masuk ke rumus HPP.

Rumus Dasar Cara Menghitung HPP

Secara sederhana, rumus menghitung HPP adalah:

HPP = Persediaan Awal + Pembelian Bersih – Persediaan Akhir

Kalau kamu bisnis makanan, misalnya, maka “pembelian bersih” bisa berupa belanja bahan baku seperti beras, ayam, minyak goreng, bumbu, dan lainnya. Persediaan awal adalah stok yang sudah ada sebelumnya, sedangkan persediaan akhir adalah bahan baku yang masih tersisa.

Dengan rumus ini, kamu bisa tahu berapa modal sebenarnya yang dipakai untuk memproduksi makanan yang kamu jual di periode tersebut.

Contoh Praktis Menghitung HPP

Supaya lebih jelas, yuk kita coba contoh sederhana.

Misalnya kamu punya usaha minuman kekinian.

  • Persediaan awal bahan baku (gula, teh, gelas, dsb) = Rp2.000.000
  • Selama bulan berjalan, kamu belanja lagi bahan baku = Rp5.000.000
  • Ternyata ada retur pembelian Rp500.000 (bahan rusak)
  • Persediaan akhir bahan baku di akhir bulan = Rp1.000.000

Maka:

  • Pembelian bersih = Rp5.000.000 – Rp500.000 = Rp4.500.000
  • HPP = Rp2.000.000 + Rp4.500.000 – Rp1.000.000 = Rp5.500.000

Jadi, modal sebenarnya untuk minuman yang sudah dijual selama bulan itu adalah Rp5,5 juta.

Dari sini, kamu bisa menentukan harga jual agar tetap untung.

Cara Menghitung HPP untuk Produk Manufaktur

Kalau bisnismu bukan dagang tapi produksi (misalnya bikin furniture, pakaian, atau kue), perhitungan HPP sedikit berbeda. Selain persediaan bahan baku, kamu juga harus memperhitungkan:

  1. Biaya Bahan Baku Langsung Semua bahan utama yang dipakai untuk membuat produk.
  2. Biaya Tenaga Kerja Langsung Upah pekerja yang terlibat langsung dalam proses produksi.
  3. Biaya Overhead Pabrik Biaya tambahan yang mendukung produksi, misalnya listrik, gas, sewa tempat produksi, sampai perawatan mesin.

Dengan menjumlahkan semuanya, barulah kamu bisa dapat angka HPP yang lebih akurat untuk produk hasil produksi sendiri.

Kenapa Cara Menghitung HPP Harus Tepat?

Menghitung HPP bukan hanya soal administrasi, tapi juga strategi bisnis. Berikut beberapa alasan kenapa cara menghitung HPP harus benar:

  • Menentukan harga jual dengan tepat. Kalau salah hitung, bisa-bisa harga terlalu murah atau terlalu mahal.
  • Mengetahui efisiensi produksi. Kalau HPP naik terus, berarti ada biaya yang membengkak dan harus diperbaiki.
  • Mengontrol arus kas. Dengan tahu modal yang keluar, kamu bisa atur keuangan lebih baik.
  • Meningkatkan kepercayaan investor. Bisnis yang punya laporan HPP rapi akan terlihat lebih profesional.

Kesalahan yang Sering Dilakukan Saat Menghitung HPP

Banyak pebisnis pemula yang terjebak pada kesalahan klasik ketika menghitung HPP. Beberapa di antaranya:

  • Tidak memasukkan biaya kecil yang sebenarnya penting (misalnya plastik kemasan, ongkir bahan baku, atau listrik).
  • Mencampur biaya produksi dengan biaya operasional lain yang tidak terkait langsung.
  • Lupa mencatat persediaan awal dan akhir, sehingga angka HPP jadi bias.
  • Mengandalkan feeling daripada data.

Padahal, perhitungan HPP harus berbasis data agar hasilnya akurat dan bisa dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan.

7 Cara Menghitung HPP dengan Lebih Mudah

Biar nggak bingung, berikut langkah-langkah sederhana yang bisa kamu ikuti untuk menghitung HPP dengan benar:

  1. Catat semua persediaan awal sebelum periode dimulai.
  2. Hitung semua pembelian barang atau bahan baku selama periode berjalan.
  3. Kurangi pembelian dengan retur atau potongan pembelian.
  4. Tambahkan biaya lain yang terkait langsung dengan barang (misalnya ongkos kirim).
  5. Catat persediaan akhir dengan rapi.
  6. Gunakan rumus HPP dasar.
  7. Evaluasi hasil perhitungan untuk menentukan harga jual dan margin keuntungan.

Kalau langkah ini dilakukan rutin setiap periode, bisnis kamu bakal lebih sehat secara finansial.

Menghubungkan HPP dengan Strategi Bisnis

Menghitung HPP itu baru langkah awal. Setelah tahu angka modal sebenarnya, kamu perlu menghubungkannya dengan strategi bisnis. Misalnya:

  • Mau ambil margin keuntungan berapa persen.
  • Apakah harga jual masih bisa bersaing dengan kompetitor.
  • Bagaimana mengatur biaya produksi agar tetap efisien.

Dengan data HPP, kamu bisa membuat keputusan yang lebih rasional, bukan sekadar ikut-ikutan tren atau menebak-nebak.

HPP dan Pentingnya Manajemen Keuangan

Satu hal yang sering dilupakan: HPP erat kaitannya dengan manajemen keuangan bisnis. Kalau pencatatan HPP rapi, laporan keuanganmu otomatis jadi lebih jelas. Kamu bisa tahu berapa modal keluar, berapa omzet masuk, dan berapa keuntungan bersih.

Sebaliknya, kalau HPP asal-asalan, jangan heran kalau arus kas bisnis jadi berantakan. Bisa saja kamu merasa bisnis ramai, tapi ternyata uang terus bocor karena biaya produksi yang tidak terkendali.

Cerdas Mengelola Uang: FINETIKS VIP Save

Sekarang kamu sudah tahu cara menghitung HPP dan betapa pentingnya memahami modal dalam bisnis. Nah, sama seperti bisnis butuh pencatatan HPP, keuangan pribadi kamu juga butuh “jalan aman” agar tetap sehat dan bertumbuh.

Salah satu cara terbaik adalah dengan menaruh dana di FINETIKS VIP Save, hasil kerja sama dengan Bank Victoria. Produk ini memberi keuntungan lebih tinggi dibanding tabungan biasa, yaitu hingga 6,25% per tahun.

Keunggulannya:

  • Tanpa biaya admin.
  • Gratis 20 kali transfer per bulan.
  • Dana fleksibel, bisa ditarik kapan saja tanpa dikunci.
  • Proteksi asuransi jiwa hingga Rp5 miliar.

Dengan VIP Save, uangmu nggak cuma aman, tapi juga terus berkembang. Jadi, setelah paham pentingnya menghitung HPP untuk bisnis, jangan lupa juga mengatur keuangan pribadimu dengan cara cerdas.

Yuk, download aplikasi FINETIKS sekarang dan nikmati keuntungan menabung yang lebih maksimal!

Trending Articles