Bongkar Fakta, Apa itu Tarif TER?

Kalau kamu kerja sebagai karyawan, pasti sudah familiar dengan yang namanya potongan pajak PPh 21. Tapi ada satu komponen yang sering bikin bingung, terutama kalau kamu resign, kerja kurang dari setahun, baru masuk perusahaan, atau dapat penghasilan tidak tetap: tarif TER.
Banyak yang kaget ketika melihat potongan pajak lebih besar dari biasanya, lalu baru sadar ternyata perusahaan menerapkan tarif TER. Yang bikin tambah bingung, hitungannya terlihat seperti “lebih mahal” dibanding pemotongan PPh 21 reguler. Tenang, kamu nggak sendirian. Tarif TER memang sering menimbulkan tanda tanya karena mekanisme perhitungannya berbeda dari perhitungan tahunan PPh 21. Bahas satu per satu, yuk.
Apa Itu Tarif TER?
TER adalah singkatan dari Tarif Efektif Rata-rata, yaitu metode pemotongan PPh 21 yang digunakan untuk kondisi tertentu. Pemerintah membuat tarif ini agar perusahaan tidak perlu menghitung PPh 21 secara tahunan ketika situasi karyawan belum lengkap atau penghasilannya belum stabil.
Secara sederhana, tarif TER adalah tarif praktis untuk menghitung pajak bulanan dalam kasus tertentu, tanpa harus melakukan perhitungan PPh 21 tahunan yang lebih rumit.
Tarif TER ditetapkan pemerintah melalui regulasi perpajakan dan sifatnya sudah tetap, tinggal pilih tarif sesuai kategori penghasilan karyawan.
Kapan Tarif TER Dipakai?
Tarif ini biasanya digunakan dalam beberapa kondisi:
1. Karyawan Baru Masuk yang Belum Punya Data Lengkap
Misalnya kamu baru kerja minggu pertama dan HR belum dapat informasi status pernikahan, NPWP, atau tanggungan. Perusahaan boleh pakai tarif TER untuk memotong pajak sementara.
2. Karyawan yang Resign di Tengah Tahun
Kalau kamu keluar di bulan tertentu, perusahaan tidak bisa memprediksi penghasilan setahun penuh. Akhirnya mereka pakai tarif TER untuk menghitung PPh 21 di bulan pemutusan hubungan kerja.
3. Karyawan Tidak Tetap atau Harian
Tarif TER berlaku untuk pekerja tidak tetap yang digaji harian, borongan, atau freelance non-PPN, tergantung kategori penghasilan.
4. Pegawai Tidak Memiliki Penghasilan Tetap
Misalnya komisi yang naik turun atau penghasilan variabel lain.
5. Perusahaan Perlu Pemotongan Cepat dan Sederhana
Karena tarif TER tinggal pilih sesuai tabel yang berlaku, pemotongan pajak jadi lebih praktis.
Kenapa Potongan Pajak Menggunakan TER Terlihat Lebih Besar?
Ini hal yang banyak dikeluhkan karyawan: kenapa ketika pakai tarif TER, potongan PPh 21 terlihat lebih besar?
Ada beberapa alasan:
1. Tarif TER Tidak Melihat Penghasilan Setahun
Berbeda dari PPh 21 tahunan yang menghitung posisi pajak kamu secara akurat dari Januari–Desember, tarif TER hanya melihat penghasilan bulan itu tanpa mengestimasi penghasilan setahun. Akibatnya, tarifnya bisa lebih tinggi.
2. Tidak Mengakomodasi PTKP Secara Spesifik
Pada hitungan PPh 21 reguler, kamu punya PTKP (penghasilan tidak kena pajak) tahunan. Sedangkan TER memecah kategori penghasilan bulanan secara rata-rata.
3. Didesain Supaya "Aman" Untuk Negara
Artinya, pemotongan dilakukan lebih cepat, lebih pasti, dan cenderung lebih besar agar tidak ada hutang pajak di akhir tahun.
Kabar baiknya, kalau potongan kamu ternyata lebih besar, kamu bisa mendapatkan refund saat SPT Tahunan.
Tarif TER dalam PPh 21
Tarif TER dibagi berdasarkan kategori penghasilan. Selain kategori penghasilan, status NPWP dan penghasilan kotor juga memengaruhi. Intinya, tarifnya sudah ditentukan pemerintah, perusahaan tinggal pilih berdasarkan kelas dan kondisi.
Detail angka lengkap tarif TER ditetapkan oleh regulasi perpajakan terbaru yang berlaku di Indonesia. Prinsipnya: makin besar gaji bruto kamu, makin tinggi tarif TER yang dikenakan, mengikuti range_penghasilan yang sudah diatur.
Cara Menghitung Pajak Menggunakan Tarif TER
Supaya makin jelas, mari lihat contoh sederhana.
Misalnya kamu baru masuk kerja di sebuah perusahaan dan menerima gaji Rp7.000.000 di bulan pertama. Karena data belum lengkap, HR menggunakan tarif TER.
Langkah-langkahnya:
- Tentukan kategori penghasilan bruto bulanan.
- Tentukan tarif TER sesuai kategori.
- Hitung pajak dengan rumus:
PPh 21 = Penghasilan Bruto x Tarif TER
Contoh ilustrasi:
Misalkan tarif TER pada kategori penghasilan Rp7.000.000 adalah 2.5% (contoh ilustrasi).
Maka pemotongan pajaknya:
PPh 21 = 7.000.000 x 2.5% = Rp175.000
Perlu diingat bahwa angka tarif di atas hanya contoh ilustrasi. Tarif yang kamu terima bisa berbeda berdasarkan regulasi yang berlaku.
Perhitungan Pajak Menggunakan PPh 21 Reguler
Supaya makin terlihat perbedaannya, mari bandingkan dengan perhitungan PPh 21 reguler. Jika pakai perhitungan tahunan:
- Gaji setahun dihitung.
- Dikurangi PTKP.
- Sisanya dihitung dengan tarif progresif.
Karena ada PTKP, potongan pajaknya bisa lebih kecil dibanding tarif TER yang langsung mengalikan tarif efektif ke penghasilan bruto.
Di sinilah banyak karyawan merasa tarif TER “lebih berat.”
Apa Dampaknya ke Karyawan?
Kamu perlu tahu bahwa pemakaian tarif TER bersifat sementara atau situasional. Artinya, pemotongan pajak kamu bisa berbeda pada bulan lain. Dampaknya:
1. Potongan Pajak Bisa Lebih Tinggi. Karena tidak menggunakan PTKP dan tarif tahunan.
2. Kamu Berpeluang Dapat Refund Ketika SPT Tahunan. Jika ternyata pajak tahunan kamu lebih kecil dibanding total yang sudah dipotong melalui TER.
3. Kamu Bisa Minta HR Melakukan Rekonsiliasi. Biasanya di akhir tahun, HR akan menyesuaikan perhitungan agar tidak terjadi selisih terlalu besar.
Bagaimana Cara Cek Pemotongan Pajak
Ada beberapa langkah mudah:
1. Cek kategori penghasilan bruto kamu. Pastikan HR memasukkan jumlahnya ke kategori yang tepat.
2. Pastikan alasan penggunaan tarif TER. Kamu boleh bertanya: apakah karena data belum lengkap, status baru masuk, atau lainnya.
3. Simpan slip gaji bulanan. Ini penting saat kamu lapor SPT Tahunan.
4. Lakukan simulasi PPh 21. Bisa pakai aplikasi resmi DJP atau alat simulasi online.
5. Lakukan rekonsiliasi saat SPT. Jika total potongan pajak lebih besar, kamu berhak mengajukan restitusi.
Kenapa Kamu Perlu Paham Tarif TER?
Karena ini menyangkut hak kamu sebagai karyawan terkait pajak penghasilan. Banyak orang pasrah atau bingung saat melihat potongan pajak berbeda dari biasanya, padahal kamu bisa memastikan semuanya sesuai aturan.
Pemahaman ini juga membantu kamu:
- Menghindari salah perhitungan
- Tahu hak refund
- Memahami slip gaji
- Mengerti regulasi perpajakan yang berlaku
Singkatnya, kamu jadi lebih melek literasi finansial.
Bagaimana Jika Ingin Potongan Pajak Lebih Optimal?
Salah satu cara adalah mengelola arus kas kamu dengan lebih baik, terutama ketika penghasilan terasa “terpotong lebih besar” di bulan tertentu karena tarif TER. Kamu bisa mengatur ulang alokasi ke tabungan, dana darurat, dan investasi supaya kondisi finansial tetap stabil meskipun ada fluktuasi potongan pajak. Di sinilah pentingnya memilih instrumen tabungan yang efisien, aman, dan tetap memberikan imbal hasil optimal setiap bulan.
Maksimalkan Penghasilan Bersih dengan FINETIKS VIP Save
Setelah memahami tarif TER dan segala seluk-beluk potongan PPh 21, sekarang saatnya kamu memastikan penghasilan bersih kamu bekerja lebih cerdas. Salah satu cara terbaik adalah menempatkan dana kamu di produk tabungan yang memberikan imbal hasil lebih tinggi tanpa biaya tambahan. Contohnya FINETIKS VIP Save, hasil kerja sama dengan Bank Victoria, yang kasih keuntungan sampai 6,25 persen per tahun, jauh lebih tinggi dari tabungan bank biasa. Tidak ada biaya admin, ada kuota gratis transfer sampai 20 kali per bulan, dana fleksibel tanpa dikunci, plus bonus perlindungan asuransi jiwa hingga Rp5 miliar.
Kalau kamu ingin penghasilan bulanan makin optimal dan bebas biaya-biaya yang sering tidak terasa, VIP Save bisa jadi partner finansial yang pas. Kamu bisa mulai sekarang dengan download aplikasi FINETIKS dan nikmati manfaatnya langsung.
Related Article






