Pernahkah kamu iseng bertanya, “Kalau bumi bisa dijual, harganya berapa ya?” Pertanyaan ini memang terdengar nyeleneh, tapi justru menarik untuk dibahas. Tidak hanya menyentuh sisi sains dan logika ekonomi, tapi juga mengajak kita berpikir lebih dalam tentang nilai, kelangkaan, dan bahkan keberlanjutan hidup kita di planet ini.
Nah, dalam artikel ini kita akan coba menjawab pertanyaan iseng tapi serius: berapa sebenarnya harga bumi jika dijual dalam rupiah? Yuk, kita kupas bareng-bareng pakai pendekatan kasual tapi tetap berbobot.
Sebelum kita masuk ke perhitungan, penting untuk tahu bahwa menghitung harga bumi tentu berbeda dengan menilai aset seperti properti, mobil, atau logam mulia. Bumi itu kompleks banget. Dia bukan hanya sekadar tanah dan batu, tapi juga:
Dengan semua elemen itu, wajar kalau nilai bumi tidak bisa dihitung secara sederhana. Tapi bukan berarti tidak bisa dikira-kira. Para ilmuwan dan ekonom kreatif ternyata pernah mencoba menghitungnya!
Salah satu pendekatan paling populer datang dari ilmuwan asal AS, Greg Laughlin. Dia mencoba menilai planet berdasarkan potensinya untuk mendukung kehidupan, dan untuk bumi, angkanya fantastis. Berdasarkan data astrofisika, nilai bumi saat itu diperkirakan sekitar 5 kuintiliun dolar AS atau 5.000.000.000.000.000.000 USD.
Itu angka yang sangat sulit dipahami otak manusia biasa. Tapi mari kita coba sederhanakan.
Agar lebih mudah dibayangkan, sekarang kita konversikan ke rupiah. Misalnya, dengan asumsi kurs dolar saat ini sekitar Rp16.000, maka:
5 kuintiliun USD x Rp16.000 = Rp80.000.000.000.000.000.000.000
Yup, hasilnya adalah 80 sekstiliun rupiah atau Rp80.000.000 triliun rupiah!
Kalau kamu masih bingung membayangkannya, angka ini setara dengan:
Ini belum termasuk nilai sentimental, nilai budaya, nilai kehidupan, dan semua hal tak ternilai yang ada di bumi.
Laughlin menentukan nilai bumi dengan mempertimbangkan:
Dalam skema ini, semakin cocok sebuah planet untuk mendukung kehidupan, maka nilainya akan semakin tinggi. Nah, dari seluruh planet yang ditemukan, hanya bumi yang nilainya sempurna. Tidak heran kalau harga bumi jadi yang paling mahal di seluruh alam semesta yang kita kenal.
Ini pertanyaan filosofis yang seru: jika bumi bisa dijual, siapa yang jadi pemilik sahnya?
Secara hukum internasional, tidak ada satu negara atau individu pun yang sah memiliki bumi secara keseluruhan. Bahkan, ruang angkasa pun tidak boleh diklaim oleh negara mana pun berdasarkan Outer Space Treaty 1967.
Namun, dalam imajinasi bebas (seperti dalam artikel ini), kita bisa mengasumsikan bahwa “bumi dijual” bukan untuk benar-benar dipindah tangan, tapi untuk menggambarkan nilai luar biasa dari planet tempat tinggal kita ini.
Kita juga bisa membandingkan nilai bumi dengan planet lain. Misalnya:
Jadi, meskipun ada planet-planet lain yang ukurannya besar, nilai mereka sangat kecil dibanding bumi. Sekali lagi, karena nilai kehidupan jauh lebih tinggi dibanding ukuran atau jarak.
Kalau kita breakdown harga bumi berdasarkan sumber daya alaminya saja (tanpa memperhitungkan nilai kehidupan), kita tetap dapat angka luar biasa:
Belum termasuk air bersih, udara, logam, tanah, dan potensi pertanian global.
Oke, kita sudah tahu bahwa bumi ini tidak ternilai dan harganya sangat fantastis. Tapi, apa artinya buat kita?
Satu pesan penting: kita hidup di aset paling berharga yang pernah ada. Bumi adalah rumah satu-satunya, dan kita tidak bisa “membeli” planet lain untuk pindah ke sana. Jadi:
Misalnya, kamu “punya” tanah 100 m² saja dari total luas daratan bumi (sekitar 148 juta km²), maka kamu menguasai sekitar 0,000000000068% dari seluruh bumi.
Tapi meski sekecil itu, tanah yang kamu miliki tetap jadi aset yang sangat berharga. Maka dari itu, mengelola aset pribadi, sekecil apa pun, adalah bagian dari menjaga nilai bumi secara keseluruhan.
Mungkin kamu nggak akan pernah benar-benar membeli bumi, tapi kamu tetap harus mengelola “bumi versimu”, yakni penghasilan, aset, dan sumber daya yang kamu punya.
Karena di tengah dunia yang makin kompleks ini, kemampuan mengatur keuangan adalah kunci agar kamu tetap bisa bertahan, berkembang, dan bahkan memberi dampak positif bagi lingkungan sekitarmu.
Kamu mungkin tidak bisa membeli bumi, tapi kamu bisa memastikan bahwa aset yang kamu punya di bumi ini terkelola dengan baik.
Aplikasi FINETIKS hadir sebagai solusi digital cerdas untuk membantumu mengatur keuangan secara menyeluruh. Dengan fitur-fitur seperti:
FINETIKS bukan cuma aplikasi catatan keuangan biasa, tapi asisten finansial yang siap mendampingi kamu membangun masa depan, dari bumi, untuk bumi.
Jadi, yuk mulai kelola keuanganmu dengan bijak. Karena meski kamu nggak bisa beli bumi, kamu bisa mengatur hidupmu di atasnya dengan lebih baik, bersama FINETIKS. Download sekarang, gratis di App Store dan Google Play!