Kalau kamu pernah lihat video di media sosial, entah di TikTok, Instagram, atau YouTube, tentang orang main di lapangan kecil yang dikelilingi dinding kaca, mungkin kamu bertanya-tanya: “Ini padel atau tenis, ya?”
Sekilas, memang sulit membedakan keduanya. Sama-sama pakai raket, bola, net, dan dimainkan di lapangan persegi panjang. Tapi kalau kamu teliti, ternyata ada banyak perbedaan padel dan tenis, mulai dari ukuran lapangan, desain raket, teknik pukulan, hingga strategi bermain.
Tenis sudah lama jadi olahraga yang punya penggemar setia di Indonesia. Banyak klub, turnamen, dan fasilitas tenis tersebar di berbagai kota. Padel, sebaliknya, baru mulai populer beberapa tahun terakhir, tapi pertumbuhannya cepat banget, terutama di Bali, Jakarta, dan beberapa kota besar lain. Salah satu alasan padel cepat naik daun adalah karena sifatnya yang lebih santai tapi tetap menantang.
Kalau kamu sedang mempertimbangkan mau coba yang mana, atau bahkan ingin bermain keduanya, yuk kita bedah detail perbedaannya.
Perbedaan pertama yang langsung terlihat adalah ukuran lapangan.
Perbedaan ukuran ini membuat ritme permainan padel lebih cepat dan intens di area yang lebih kecil, sementara tenis memberi pengalaman bermain yang lebih luas dan membutuhkan pukulan jarak jauh.
Kalau di tenis, raket punya rangka besar dengan senar yang menahan bola. Raketnya bisa sangat bervariasi dari segi berat, ukuran grip, hingga ketegangan senar.
Di padel, raketnya solid tanpa senar. Terbuat dari bahan komposit seperti fiberglass atau karbon, dan permukaannya berlubang-lubang untuk mengurangi hambatan udara. Bentuknya lebih kecil dan tebal, sehingga kontrol bola lebih mudah, tapi kekuatan pukulan tidak sebesar tenis.
Efeknya ke permainan:
Sekilas mirip, tapi bola tenis punya tekanan udara lebih tinggi. Hasilnya, pantulannya lebih cepat dan jarak terbangnya lebih jauh.
Bola padel ukurannya mirip tapi tekanannya lebih rendah, sehingga pantulannya lebih pelan dan cocok untuk lapangan yang lebih kecil.
Kalau kamu terbiasa main tenis lalu mencoba padel, kamu akan langsung merasa permainan padel sedikit “lebih santai” dari sisi kecepatan bola, walaupun tetap bikin keringat bercucuran.
Di tenis, servis adalah salah satu senjata paling mematikan. Dilakukan dari atas kepala (overhead), dengan ayunan penuh yang menghasilkan kecepatan tinggi.
Di padel, servis lebih ramah untuk pemula: bola dipantulkan ke lantai dulu, lalu dipukul dari bawah pinggang (underhand). Ini membuat permainan padel lebih inklusif, pemain pemula tetap bisa ikut rally tanpa harus menghadapi servis super cepat.
Tenis fleksibel: bisa tunggal atau ganda. Padel pada dasarnya selalu dimainkan ganda. Ini karena desain lapangan dan dindingnya memang dirancang untuk kerja sama tim. Permainan jadi lebih seru karena banyak komunikasi dan strategi berpasangan.
Kalau kamu tipe orang yang lebih suka main bareng teman atau pasangan, padel bisa jadi pilihan yang tepat.
Tenis sering fokus pada kekuatan dan teknik pukulan, serta memanfaatkan ruang luas untuk menempatkan bola di posisi sulit bagi lawan.
Padel lebih mengandalkan strategi, refleks cepat, dan kreativitas menggunakan dinding. Di padel, kadang justru pukulan yang terlalu keras bisa merugikan, karena bola memantul kembali dari dinding lawan dan memberi mereka kesempatan menyerang.
Padel sering disebut sebagai olahraga raket paling mudah dipelajari, bahkan oleh orang yang belum pernah main tenis atau squash sekalipun. Lapangan kecil, raket ringan, dan bola lambat membuat adaptasi lebih cepat.
Tenis, meskipun sangat menyenangkan, butuh waktu belajar lebih lama untuk menguasai servis, pukulan forehand-backhand, dan footwork yang efektif.
Banyak yang mengira padel lebih ringan dari tenis, tapi jangan salah, padel juga cukup menguras tenaga, apalagi kalau rally berlangsung lama. Bedanya, padel cenderung lebih menguji kelincahan dan refleks, sementara tenis lebih menuntut stamina untuk berlari di lapangan besar.
Tenis sudah punya sejarah panjang di Indonesia dengan turnamen lokal dan internasional. Padel baru hadir belakangan tapi berkembang cepat. Klub-klub padel mulai bermunculan di Bali, Jakarta, dan kota lain, sering kali menarik pemain tenis yang ingin mencoba tantangan baru.
Dari Tenis ke Padel
Banyak pemain tenis yang mencoba padel merasa “terjebak” di olahraga ini karena suasananya fun dan komunitasnya ramah, yang pada akhirnya membuat mereka lebih sering main padel karena bisa ajak pasangannya yang belum pernah main tenis untuk langsung ikut.
Ini salah satu bukti bahwa perbedaan padel dan tenis bukan cuma di teknis, tapi juga di vibe komunitasnya.
Perbedaan padel dan tenis meliputi banyak hal, lapangan, raket, bola, servis, jumlah pemain, dan gaya permainan. Keduanya sama-sama seru dan bermanfaat untuk kesehatan fisik dan mental. Pilihan terbaik? Coba keduanya dan lihat mana yang bikin kamu ketagihan.
Sama seperti memilih olahraga yang sesuai gaya hidup kamu, memilih tabungan yang tepat juga penting. Kalau mau keuntungan lebih besar daripada tabungan biasa, kamu bisa pilih FINETIKS VIP Save kerjasama dengan Bank Victoria.
Dengan bunga sampai 6,25% per tahun, nggak ada biaya admin, gratis 20 kali transfer per bulan, dana yang bebas nggak dikunci, plus asuransi jiwa hingga Rp5 miliar, ini adalah cara cerdas untuk membuat uang kamu bekerja lebih keras.
Yuk, download aplikasi FINETIKS sekarang dan mulai nikmati keuntungan yang bikin tabungan kamu tumbuh lebih cepat!