apa itu obligasi

10 Fakta Menarik Tentang Apa Itu Obligasi

September 12, 2025
10 Fakta Menarik Tentang Apa Itu Obligasi

Kenapa Banyak Orang Bicara Obligasi?

Kalau kamu mulai sering mendengar istilah obligasi saat ngobrol soal investasi, itu bukan kebetulan. Dunia keuangan memang makin ramai membicarakan instrumen ini. Tapi, mungkin kamu masih bingung: sebenarnya apa itu obligasi? Apakah sama dengan deposito atau saham? Atau malah lebih mirip pinjaman?

Nah, di artikel ini kita akan bongkar tuntas tentang obligasi. Mulai dari pengertian dasar, sejarah, cara kerja, keuntungan, risiko, sampai tips memilih obligasi yang tepat. Tujuannya supaya kamu bisa menilai sendiri apakah obligasi cocok buatmu atau tidak.

1. Apa Itu Obligasi?

Secara sederhana, obligasi adalah surat utang. Saat kamu membeli obligasi, berarti kamu sedang meminjamkan uang kepada penerbit obligasi, bisa pemerintah maupun perusahaan. Sebagai gantinya, penerbit berjanji akan membayar bunga (disebut kupon) secara berkala, plus mengembalikan pokok pinjaman di akhir periode.

Bayangkan kamu seperti seorang “bank mini.” Penerbit butuh dana, kamu kasih pinjaman, dan sebagai imbalannya kamu dapat bunga tetap. Jadi berbeda dengan saham yang kepemilikannya fluktuatif, obligasi lebih mirip kontrak hutang dengan kepastian bunga.

2. Sejarah Singkat Obligasi

Obligasi bukan barang baru. Instrumen ini sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Di Eropa abad pertengahan, raja-raja sering menerbitkan obligasi untuk membiayai perang atau pembangunan. Investor kaya kala itu membeli obligasi karena dianggap lebih aman dibanding ikut dagang langsung.

Di Indonesia, obligasi mulai dikenal sejak era kolonial Belanda. Namun popularitasnya meningkat setelah pemerintah Indonesia menerbitkan Surat Utang Negara (SUN) dan kemudian Obligasi Ritel Indonesia (ORI) di awal 2000-an. Tujuannya jelas: menyediakan instrumen investasi aman sekaligus mendukung pembiayaan pembangunan.

Jadi, saat kamu membeli obligasi pemerintah, sebenarnya kamu sedang melanjutkan tradisi panjang investasi global yang sudah terbukti relevan selama berabad-abad.

3. Siapa yang Bisa Menerbitkan Obligasi?

Ada dua kelompok besar yang biasanya menerbitkan obligasi:

  • Pemerintah: Misalnya Surat Utang Negara (SUN), Obligasi Ritel Indonesia (ORI), atau Sukuk Ritel. Tujuannya untuk membiayai pembangunan dan menutup defisit anggaran.
  • Perusahaan (Korporasi): Biasanya digunakan untuk ekspansi bisnis, bayar utang, atau modal kerja.

Keduanya sama-sama legal, tapi tingkat risikonya berbeda. Obligasi pemerintah biasanya dianggap lebih aman, sementara obligasi perusahaan bisa memberikan bunga lebih tinggi, tetapi risikonya juga lebih besar.

4. Bagaimana Cara Kerja Obligasi?

Supaya lebih jelas, mari lihat alurnya:

  1. Kamu membeli obligasi seharga tertentu, misalnya Rp10 juta.
  2. Penerbit obligasi berjanji membayar bunga, misalnya 6% per tahun, yang dibayarkan tiap 6 bulan.
  3. Di akhir tenor, misalnya 3 tahun, penerbit akan mengembalikan uang pokokmu Rp10 juta.

Jadi selain mendapat bunga rutin, kamu juga dijamin dapat kembali modal di akhir periode. Ini yang membuat banyak orang menganggap obligasi lebih “tenang” dibanding saham.

5. Jenis-Jenis Obligasi

Ternyata obligasi tidak hanya satu macam. Berikut beberapa jenis yang sering ditemui:

  • Obligasi Pemerintah: Paling populer di Indonesia seperti ORI, SBR, atau Sukuk Ritel.
  • Obligasi Korporasi: Diterbitkan oleh perusahaan swasta maupun BUMN.
  • Obligasi Syariah (Sukuk): Tidak mengenakan bunga, melainkan imbal hasil sesuai prinsip syariah.
  • Obligasi Jangka Pendek vs Panjang: Berdasarkan tenor, bisa kurang dari 1 tahun hingga puluhan tahun.
  • Convertible Bonds: Bisa dikonversi menjadi saham perusahaan penerbit.

Setiap jenis punya karakteristik dan tingkat risiko yang berbeda. Kamu perlu menyesuaikan pilihan dengan profil risikomu.

6. Kelebihan Investasi Obligasi

Mengapa banyak orang melirik obligasi? Berikut beberapa alasannya:

  • Pendapatan tetap: Kamu mendapat bunga rutin, biasanya lebih tinggi dari deposito.
  • Relatif aman: Terutama obligasi pemerintah yang dijamin negara.
  • Diversifikasi portofolio: Cocok untuk menyeimbangkan risiko investasi saham.
  • Likuiditas cukup baik: Beberapa obligasi bisa diperjualbelikan sebelum jatuh tempo.
  • Mendukung pembangunan: Dengan membeli obligasi negara, kamu ikut membantu pembiayaan pembangunan nasional.

7. Risiko Investasi Obligasi

Meski terlihat aman, bukan berarti obligasi tanpa risiko. Ada beberapa hal yang perlu kamu waspadai:

  • Risiko gagal bayar (default): Terutama pada obligasi korporasi.
  • Risiko suku bunga: Jika suku bunga acuan naik, harga obligasi di pasar sekunder bisa turun.
  • Risiko likuiditas: Tidak semua obligasi mudah dijual kembali.
  • Risiko inflasi: Bunga yang kamu terima bisa tergerus jika inflasi tinggi.

Jadi, jangan hanya melihat imbal hasilnya, tapi pertimbangkan juga potensi kerugiannya.

8. Perbandingan Obligasi dengan Instrumen Lain

Biar makin jelas, mari kita bandingkan obligasi dengan beberapa instrumen populer lain:

  • Obligasi vs Saham: Saham menawarkan potensi keuntungan lebih tinggi, tapi risikonya juga lebih besar karena harga fluktuatif. Obligasi lebih stabil dengan imbal hasil tetap.
  • Obligasi vs Deposito: Deposito lebih aman karena dijamin LPS, tapi bunganya lebih kecil. Obligasi memberi bunga lebih besar, meski ada risiko gagal bayar.
  • Obligasi vs Reksa Dana: Reksa dana obligasi lebih praktis karena dikelola manajer investasi. Namun, langsung beli obligasi memberi kontrol lebih besar atas tenor dan penerbit yang dipilih.

Dengan perbandingan ini, kamu bisa melihat posisi obligasi sebagai instrumen “tengah” antara aman tapi kurang untung (deposito) dan berisiko tapi bisa cuan besar (saham).

9. Studi Kasus: Investasi Obligasi Pemerintah

Bayangkan kamu membeli ORI senilai Rp20 juta dengan kupon 6% per tahun. Setiap tahun, kamu akan menerima Rp1,2 juta dibagi ke pembayaran tiap 6 bulan, jadi Rp600 ribu setiap kali.

Setelah 3 tahun, selain menerima total bunga Rp3,6 juta, kamu juga akan menerima kembali pokok Rp20 juta. Jadi total dana yang masuk ke rekeningmu adalah Rp23,6 juta.

Cukup menarik kan? Stabil, rutin, dan jelas hasilnya.

10. Tips Sebelum Investasi Obligasi

Sebelum kamu buru-buru beli obligasi, ada baiknya perhatikan beberapa hal:

  1. Tentukan tujuan keuanganmu: untuk jangka pendek atau panjang.
  2. Cocokkan dengan profil risiko: apakah kamu tipe konservatif atau agresif.
  3. Diversifikasi: jangan taruh semua dana di obligasi.
  4. Perhatikan tenor dan likuiditas: jangan sampai uangmu terikat terlalu lama.
  5. Baca prospektus dengan teliti: pahami syarat, risiko, dan ketentuan kupon.

Dengan begitu, keputusanmu lebih matang dan minim penyesalan.

Apakah Obligasi Cocok untuk Kamu?

Kalau kamu mencari instrumen investasi yang lebih stabil dibanding saham, tapi memberi imbal hasil lebih tinggi dari deposito, obligasi bisa jadi pilihan menarik. Cocok terutama untuk investor konservatif atau mereka yang ingin kepastian arus kas.

Tapi ingat, tidak ada investasi yang benar-benar tanpa risiko. Jadi, penting untuk terus belajar dan menimbang portofolio secara keseluruhan.

Alternatif Obligasi: Tabungan dengan Imbal Hasil Tinggi

Meski obligasi terlihat menarik, ada kalanya kamu butuh produk keuangan yang lebih fleksibel. Misalnya, kamu ingin bunga tinggi seperti obligasi, tapi dana bisa ditarik kapan saja tanpa harus menunggu jatuh tempo.

Nah, di sinilah FINETIKS VIP Save hadir sebagai solusi. Produk kerjasama dengan Bank Victoria ini memberikan keuntungan yang lebih tinggi daripada tabungan biasa, hingga 6,25% per tahun. Bedanya dengan obligasi, uangmu di sini tidak dikunci sehingga bisa diakses kapan saja.

Selain itu, ada berbagai keunggulan lain:

  • Tidak ada biaya admin.
  • Gratis kuota transfer 20 kali per bulan.
  • Asuransi jiwa hingga Rp5 Miliar untuk perlindungan ekstra.

Dengan segala fitur tersebut, kamu bisa menikmati hasil tinggi ala investasi, tapi tetap fleksibel seperti tabungan. Cocok banget buat kamu yang ingin cerdas mengatur uang tanpa ribet.

Jadi, setelah paham apa itu obligasi dan bagaimana cara kerjanya, sekarang saatnya kamu mencoba produk keuangan yang praktis tapi tetap menguntungkan. Yuk, langsung download aplikasi FINETIKS dan mulai rasakan sendiri keuntungan VIP Save.

Trending Articles