Kamu pasti pernah lihat driver ojek online (ojol) yang rajin banget narik order dari pagi sampai malam. Kadang bikin penasaran: sebenarnya, pendapatan supir Gojek Grab mana yang lebih besar? Apalagi sering beredar cerita di media sosial tentang driver yang bisa bawa pulang jutaan rupiah per bulan, bahkan ada yang mengaku bisa beli rumah atau mobil dari hasil jadi ojol.
Tapi, di sisi lain, ada juga cerita tentang driver yang mengeluh order sepi, pendapatan pas-pasan, bahkan kesulitan menutup biaya operasional harian. Jadi, sebenarnya bagaimana realitanya? Mari kita bahas dengan jujur, berdasarkan kondisi lapangan, faktor yang memengaruhi penghasilan, serta tips bagaimana driver bisa lebih cerdas mengelola uangnya.
Sebelum masuk ke angka, kita perlu pahami dulu ekosistem dua aplikasi raksasa ini:
Meski model bisnisnya mirip, sistem perhitungan pendapatan, insentif, dan jumlah order bisa berbeda, inilah yang bikin perbandingan pendapatan Gojek dan Grab menarik untuk dikulik.
Pendapatan supir ojol sebenarnya terdiri dari beberapa komponen:
Artinya, pendapatan kotor yang terlihat besar bisa menyusut banyak setelah dipotong biaya harian.
Berdasarkan pengakuan driver di forum dan berbagai liputan media:
Untuk driver mobil, angkanya lebih besar: Rp500.000-Rp800.000 kotor per hari, tapi biaya operasional (bensin, tol, perawatan, cicilan) juga tinggi, sehingga bersihnya bisa Rp250.000-Rp400.000.
Kalau dihitung rata-rata 25–28 hari kerja sebulan:
Jadi, kalau dilihat dari angka kasar, pendapatan supir Grab motor sedikit lebih stabil, sementara supir Gojek bisa dapat lebih tinggi kalau rajin mengejar insentif harian.
Jawaban simpelnya: tidak ada yang benar-benar lebih besar secara mutlak.
Artinya, perbandingan ini sangat tergantung pada strategi kerja dan lokasi driver.
Selain aplikasinya, ada faktor lain yang berperan besar:
Pendapatan supir Gojek Grab mungkin terlihat menarik, tapi ada tantangan yang tidak bisa diabaikan:
Sebagai contoh: Budi, supir Grab di Jakarta, mengaku bisa membawa pulang Rp5 juta per bulan. Caranya? Fokus ambil order GrabFood di kawasan ramai seperti Sudirman-Thamrin, kerja dari jam 10 pagi sampai 10 malam.
Sementara Andi, supir Gojek di Bandung, bisa meraih Rp6 juta per bulan. Kuncinya? Rajin ngejar target insentif, ambil order jarak pendek di jam sibuk, dan tetap menjaga rating.
Dari sini terlihat bahwa bukan aplikasinya yang mutlak lebih besar, tapi strategi driver dalam memaksimalkan peluang.
Fakta di lapangan menunjukkan, banyak driver sebenarnya berpenghasilan lumayan, tapi tidak terasa karena habis dipakai untuk kebutuhan harian.
Kuncinya ada pada manajemen keuangan sederhana:
Kalau disiplin, penghasilan Rp4 juta-Rp6 juta per bulan bisa cukup untuk kebutuhan hidup sekaligus tabungan masa depan.
Jawaban akhirnya: pendapatan supir Grab cenderung lebih stabil, sementara supir Gojek bisa lebih besar jika rajin mengejar insentif. Jadi bukan soal aplikasinya, tapi bagaimana driver menyusun strategi kerja dan mengelola uang.
Apa pun pilihan aplikasimu, Gojek atau Grab, satu hal yang pasti: kerja keras di jalan akan sia-sia kalau hasilnya cepat habis. Itulah kenapa penting untuk menyisihkan sebagian pendapatan ke tabungan yang lebih menguntungkan.
Di sinilah FINETIKS VIP Save hadir sebagai solusi. Tabungan digital hasil kolaborasi dengan Bank Victoria ini memberikan keuntungan nyata:
Dengan VIP Save, kamu tidak hanya menabung, tapi juga melindungi masa depanmu. Jadi, kerja keras setiap hari nggak hilang percuma, tapi berubah jadi bekal masa depan yang lebih aman.
Yuk, download aplikasi FINETIKS sekarang, dan buktikan sendiri bagaimana hasil keringatmu bisa berkembang lebih besar dari sekadar tabungan biasa.