Pernah dengar kalimat, “Kalau pemerintah cetak uang terus, negara bisa kaya mendadak”? Atau sebaliknya, “Cetak uang bikin inflasi meledak”? Dua pandangan ini sering muncul setiap kali ada pembahasan soal kebijakan moneter. Pertanyaannya: Cetak uang bikin inflasi? Mitos atau fakta?
Artikel ini akan membongkar secara santai tapi tetap informatif tentang apa sebenarnya maksud dari cetak uang, bagaimana kaitannya dengan inflasi, dan apakah benar semua pencetakan uang otomatis bikin harga-harga naik. Yuk, kita kulik bareng!
Kalau mendengar kata cetak uang, pikiran kita langsung kebayang mesin pencetak uang di percetakan negara yang menghasilkan lembaran rupiah baru. Padahal, konsep cetak uang nggak sesederhana itu.
Ada dua jenis yang perlu kamu tahu:
Nah, masalah biasanya muncul di poin kedua, karena jumlah uang yang beredar langsung berkaitan dengan harga barang dan jasa.
Secara teori ekonomi, inflasi itu terjadi ketika jumlah uang yang beredar lebih banyak daripada jumlah barang dan jasa yang tersedia. Logikanya sederhana:
Inilah alasan kenapa banyak orang bilang, cetak uang bikin inflasi.
Contoh ekstrimnya bisa dilihat dari kasus Venezuela atau Zimbabwe, di mana pemerintah mencetak uang dalam jumlah masif tanpa diimbangi pertumbuhan produksi. Hasilnya? Terjadi hiperinflasi, harga barang melonjak ribuan persen, bahkan uang nyaris nggak ada nilainya lagi.
Jawabannya: nggak selalu.
Ada beberapa kondisi di mana pencetakan uang justru bisa membantu ekonomi tanpa bikin inflasi meledak. Contohnya:
Supaya makin jelas, mari kita bongkar beberapa mitos yang sering kamu dengar soal cetak uang:
Fakta: salah besar. Kekayaan suatu negara ditentukan oleh produktivitas ekonomi, bukan seberapa banyak lembaran uang yang dicetak. Kalau produksi barang dan jasa nggak naik, uang hanya jadi kertas tanpa nilai.
Fakta: semu. Awalnya iya, daya beli naik. Tapi kalau harga barang ikut melonjak, pada akhirnya daya beli balik lagi ke titik semula, bahkan lebih buruk.
Fakta: nggak juga. Inflasi moderat justru tanda ekonomi sehat, karena menunjukkan ada pertumbuhan. Yang bahaya itu kalau inflasinya terlalu tinggi (hiperinflasi) atau terlalu rendah (deflasi).
Fakta: ini bisa jadi jalan pintas berbahaya. Menutup utang dengan cetak uang besar-besaran hanya akan menurunkan kepercayaan pada mata uang dan memicu inflasi tinggi.
Kamu mungkin mikir, “Kalau inflasi jelek, kenapa nggak dihapus aja?” Nyatanya, inflasi dalam dosis kecil itu penting. Inflasi sekitar 2-3% per tahun justru sehat, karena:
Yang berbahaya adalah hiperinflasi (di atas 50% per bulan) atau deflasi (harga-harga turun drastis). Jadi, kuncinya ada di keseimbangan.
Inflasi bukan sekadar teori ekonomi, tapi nyata terasa di kantong kamu. Bayangkan, harga bahan pokok, bensin, atau biaya sekolah naik setiap tahun. Kalau uang kamu hanya ditabung di rekening biasa dengan bunga rendah, nilainya akan tergerus inflasi.
Artinya, kamu perlu strategi keuangan untuk melawan inflasi. Salah satunya dengan menyimpan dana di instrumen yang bisa memberi imbal hasil lebih tinggi dibanding sekadar tabungan konvensional.
Beberapa langkah yang bisa kamu ambil:
Jawabannya: bisa iya, bisa tidak. Cetak uang memang berpotensi memicu inflasi kalau tidak diimbangi dengan produktivitas dan pengendalian yang tepat. Tapi dalam kondisi tertentu, cetak uang bisa jadi solusi untuk menjaga ekonomi tetap hidup. Jadi, jangan buru-buru menelan mentah-mentah mitos yang beredar.
Yang pasti, inflasi adalah realita yang harus kita hadapi setiap tahun. Alih-alih panik, yang lebih penting adalah bagaimana kamu bisa melindungi dan mengembangkan nilai uangmu.
Kalau kamu nggak mau uangmu kalah sama inflasi, sekarang waktunya pakai solusi yang tepat. FINETIKS bekerjasama dengan Bank Victoria menghadirkan VIP Save, produk tabungan modern dengan keuntungan jauh lebih tinggi dari tabungan biasa.
Bayangin:
Jadi, sambil kamu tetap nyaman menabung, uangmu bisa bertumbuh lebih cepat dan nggak gampang habis dimakan inflasi.
Yuk, lindungi nilai uangmu dan lawan inflasi dengan cara cerdas. Download aplikasi FINETIKS sekarang, dan nikmati manfaat VIP Save untuk masa depan finansial yang lebih aman dan cuan.