Investasi reksadana semakin populer di kalangan investor pemula maupun berpengalaman. Salah satu alasan utama adalah kemudahan akses dan potensi keuntungan yang cukup menarik. Namun, meskipun reksadana bisa memberikan imbal hasil yang menguntungkan, ada beberapa risiko yang perlu kamu ketahui sebelum memutuskan untuk berinvestasi. Dalam artikel ini, kita akan membahas berbagai risiko investasi reksadana serta cara meminimalkannya agar kamu bisa berinvestasi dengan lebih aman dan maksimal.
Sebelum membahas lebih lanjut tentang risiko yang terkait dengan reksadana, mari kita pahami terlebih dahulu apa itu reksadana. Reksadana adalah produk investasi yang mengumpulkan dana dari banyak investor untuk kemudian dikelola oleh manajer investasi. Dana yang terkumpul akan diinvestasikan dalam berbagai instrumen, seperti saham, obligasi, atau pasar uang, tergantung pada jenis reksadana yang dipilih.
Ada beberapa jenis reksadana, di antaranya:
Meski dikelola oleh profesional, bukan berarti investasi di reksadana tanpa risiko. Di bawah ini, kita akan bahas risiko utama yang ada dalam investasi reksadana dan bagaimana cara mengelolanya.
Risiko pasar adalah risiko yang berkaitan dengan fluktuasi harga pasar secara keseluruhan, yang dapat mempengaruhi nilai investasi reksadana. Kondisi ekonomi, kebijakan pemerintah, serta pergerakan pasar global bisa mempengaruhi harga saham atau obligasi yang dimiliki oleh reksadana.
Cara Meminimalkan Risiko Pasar: Salah satu cara untuk meminimalkan risiko pasar adalah dengan diversifikasi portofolio. Diversifikasi adalah proses menyebarkan dana ke berbagai jenis instrumen investasi sehingga jika ada satu instrumen yang mengalami kerugian, risiko tersebut bisa ditutupi oleh instrumen lainnya yang memberikan keuntungan.
Risiko kredit muncul ketika perusahaan atau pemerintah yang menerbitkan obligasi (di dalam reksadana pendapatan tetap) gagal membayar kewajibannya. Jika emiten obligasi mengalami kesulitan finansial, nilai reksadana yang mengandung obligasi tersebut bisa turun.
Cara Meminimalkan Risiko Kredit: Untuk mengurangi risiko kredit, pastikan kamu memilih reksadana yang memiliki portofolio obligasi dengan peringkat kredit yang baik. Selain itu, pilih manajer investasi yang berpengalaman dalam memilih instrumen yang tepat dengan risiko kredit yang lebih rendah.
Risiko likuiditas adalah risiko yang muncul ketika kamu ingin menjual unit reksadana tetapi tidak dapat menemui pembeli dengan harga yang wajar. Ini lebih sering terjadi pada reksadana yang menginvestasikan dana pada instrumen yang tidak terlalu likuid, seperti properti atau saham yang kurang aktif diperdagangkan.
Cara Meminimalkan Risiko Likuiditas: Salah satu cara untuk mengurangi risiko ini adalah dengan memilih reksadana yang memiliki instrumen investasi yang likuid, seperti saham yang terdaftar di bursa saham utama atau obligasi yang sering diperdagangkan. Selain itu, kamu juga perlu memperhatikan likuiditas reksadana itu sendiri, pastikan manajer investasi memiliki kebijakan yang memadai dalam hal penarikan dana.
Manajer investasi memiliki peran penting dalam mengelola portofolio reksadana. Jika manajer investasi tidak mampu mengelola dana dengan baik, bisa mempengaruhi kinerja reksadana dan berisiko menurunkan nilai investasi.
Cara Meminimalkan Risiko Manajer Investasi: Salah satu cara untuk meminimalkan risiko ini adalah dengan memilih reksadana yang dikelola oleh manajer investasi yang sudah berpengalaman dan memiliki rekam jejak yang baik. Kamu bisa melihat kinerja historis reksadana yang mereka kelola untuk menentukan apakah mereka mampu memberikan imbal hasil yang sesuai dengan profil risiko yang kamu pilih.
Inflasi adalah risiko yang mempengaruhi daya beli uang dari waktu ke waktu. Meskipun reksadana bisa memberikan keuntungan, jika inflasi lebih tinggi dari imbal hasil investasi, maka daya beli uang yang kamu terima akan berkurang.
Cara Meminimalkan Risiko Inflasi: Untuk meminimalkan risiko inflasi, kamu bisa memilih reksadana saham atau reksadana pendapatan tetap yang dapat memberikan imbal hasil lebih tinggi dari tingkat inflasi. Selain itu, kamu bisa mempertimbangkan untuk mengalokasikan sebagian dana ke investasi yang secara historis memberikan hasil lebih baik dari inflasi, seperti saham atau komoditas.
Setelah mengetahui berbagai risiko yang terkait dengan investasi reksadana, langkah selanjutnya adalah memilih reksadana yang tepat. Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan:
Meskipun investasi reksadana adalah pilihan yang bagus untuk memperoleh pendapatan pasif, penting untuk diingat bahwa setiap jenis investasi memiliki risikonya masing-masing. Untuk mengelola risiko investasi dengan lebih aman, kamu bisa memanfaatkan aplikasi keuangan yang sudah terpercaya dan memberikan kemudahan akses.
FINETIKS VIP Save adalah pilihan yang tepat bagi kamu yang ingin menabung dengan bunga tinggi dan tanpa biaya admin, serta tanpa saldo minimum. Dengan bunga hingga 6,25% per tahun, VIP Save memberikan alternatif investasi yang lebih aman dan praktis bagi kamu yang ingin meminimalkan risiko, namun tetap mendapatkan keuntungan lebih banyak.
VIP Save juga menyediakan keamanan terjamin, dengan sistem yang diawasi oleh OJK dan Bank Indonesia, serta asuransi jiwa hingga 5 miliar. Ini adalah pilihan yang tepat untuk menambah portofolio keuangan kamu dengan cara yang aman dan menguntungkan.
Yuk, download FINETIKS sekarang, gratis di App Store dan Google Play!