Setiap orang pasti punya impian punya rumah sendiri. Rasanya nggak ada yang lebih menenangkan daripada bisa pulang ke tempat milik sendiri setelah hari panjang di luar sana. Tapi, buat sebagian besar orang, terutama generasi muda, harga properti yang makin melambung bikin impian itu terasa jauh dari jangkauan.
Untungnya, di era sekarang ada solusi yang membantu banget buat mewujudkan mimpi itu: Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Lewat KPR, kamu bisa punya rumah tanpa harus nunggu tabungan terkumpul miliaran dulu. Kamu cukup bayar uang muka (DP), lalu melunasi sisanya lewat cicilan setiap bulan.
Masalahnya, nggak semua pengajuan KPR bisa langsung disetujui bank. Banyak orang yang akhirnya kecewa karena pengajuan ditolak padahal sudah berharap besar. Nah, penyebab utamanya sering kali sederhana: belum memenuhi syarat KPR yang ditetapkan bank.
Makanya, penting banget buat kamu paham apa aja yang termasuk syarat KPR, gimana cara memenuhinya, dan apa yang harus dihindari biar pengajuan kamu nggak mental. Yuk, kita bahas satu per satu.
KPR adalah fasilitas pembiayaan yang diberikan oleh bank atau lembaga keuangan untuk membantu seseorang membeli rumah, apartemen, atau properti lain dengan cara mencicil. Jadi, bank akan membayar terlebih dulu harga rumah yang kamu incar ke pihak penjual atau developer. Setelah itu, kamu membayar cicilan ke bank selama periode tertentu—bisa 5, 10, bahkan sampai 20 tahun tergantung kemampuan dan perjanjian kredit.
Kelebihan utama dari KPR jelas: kamu bisa punya rumah sekarang juga tanpa harus menunggu tabungan terkumpul penuh. Tapi, perlu diingat juga, karena bank menanggung risiko dengan meminjamkan uang dalam jumlah besar, mereka pasti akan sangat selektif memilih siapa yang layak diberi pinjaman.
Nah, di sinilah peran syarat KPR jadi sangat penting. Bank akan menilai dari berbagai sisi: kemampuan bayar kamu, catatan keuangan, usia, status pekerjaan, bahkan gaya hidup finansial. Semua faktor itu berperan menentukan apakah pengajuanmu diterima atau ditolak.
Setiap bank punya kebijakan masing-masing, tapi secara umum, ada beberapa syarat KPR yang hampir selalu diminta. Berikut penjelasannya:
Usia minimal untuk mengajukan KPR biasanya 21 tahun, sementara batas maksimalnya tergantung status pekerjaan, 55 tahun untuk karyawan dan 60 tahun untuk wiraswasta atau profesional. Artinya, masa tenor kredit juga akan disesuaikan dengan usia. Misalnya, kalau kamu berusia 45 tahun dan ingin mengambil tenor 20 tahun, kemungkinan besar bank nggak akan menyetujui karena melewati batas usia pensiun.
Bank ingin memastikan kamu punya kemampuan bayar yang memadai. Biasanya, cicilan KPR yang disarankan nggak lebih dari 30% hingga 40% total penghasilan bulanan. Jadi, kalau kamu punya penghasilan Rp10 juta, cicilan maksimal yang aman sekitar Rp3–4 juta. Kalau lebih dari itu, bank bisa menganggap kemampuan finansial kamu belum cukup kuat.
Bank akan melakukan pemeriksaan lewat BI Checking atau sekarang dikenal sebagai Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) OJK. Tujuannya untuk melihat apakah kamu punya catatan pinjaman bermasalah, seperti tunggakan kartu kredit, cicilan motor, atau pinjaman online. Kalau ada catatan buruk, peluang disetujui bakal kecil.
Jangan remehkan kelengkapan dokumen. Banyak pengajuan KPR gagal hanya karena ada berkas yang belum lengkap. Umumnya, bank meminta:
Kalau kamu masih lajang, pastikan juga dokumen pribadi sudah sesuai dengan data di KTP, terutama alamat dan status pekerjaan.
Uang muka atau DP biasanya minimal 10% hingga 20% dari harga rumah. Jadi kalau rumah impianmu seharga Rp500 juta, kamu harus siap DP antara Rp50–100 juta. Semakin besar DP yang kamu bayarkan, semakin kecil cicilan bulanan dan semakin tinggi peluang disetujui bank.
Selain syarat umum di atas, bank juga menilai berdasarkan jenis pekerjaan kamu, karena masing-masing punya stabilitas penghasilan yang berbeda.
Bank akan menilai semua data itu buat melihat apakah kamu punya penghasilan stabil dan kemampuan untuk melunasi cicilan dalam jangka panjang.
Walau semua terlihat sudah siap, faktanya banyak pengajuan tetap gagal. Beberapa alasan umum kenapa syarat KPR nggak lolos antara lain:
Sekarang kamu sudah tahu apa aja penyebabnya, tinggal bagaimana caranya memperbaiki. Berikut beberapa langkah cerdas yang bisa kamu lakukan biar peluang disetujui makin besar:
Buat kamu yang belum siap mengajukan KPR karena masih butuh waktu buat ngumpulin DP, jangan cuma diam atau parkirkan uang di tabungan biasa. Karena jujur aja, bunga tabungan konvensional itu kecil banget, nggak sebanding sama kenaikan harga rumah tiap tahun.
Harga properti di kota besar bisa naik 5-10% per tahun, sementara bunga tabungan biasa seringkali cuma 0,5% sampai 1%. Artinya, kalau kamu cuma nabung di rekening biasa, nilainya malah terus kalah sama inflasi.
Solusinya? Gunakan produk keuangan yang kasih imbal hasil lebih tinggi tapi tetap aman dan fleksibel.
Salah satu pilihan cerdasnya adalah FINETIKS VIP Save, tabungan digital hasil kolaborasi dengan Bank Victoria. Produk ini didesain khusus buat kamu yang ingin uangnya tumbuh lebih cepat, tapi nggak mau repot investasi yang rumit.
Berbeda dari tabungan biasa, VIP Save kasih imbal hasil sampai 6,25% per tahun, jauh lebih tinggi dari bunga tabungan konvensional. Selain itu, nggak ada biaya admin, dan kamu juga dapat kuota gratis transfer hingga 20 kali per bulan, baik ke sesama maupun antarbank.
Keunggulan lain yang bikin tenang, dana kamu bebas nggak dikunci, jadi bisa ditarik kapan pun tanpa penalti. Artinya, kamu tetap punya fleksibilitas tinggi sambil menumbuhkan saldo tabungan.
Dan yang paling keren, VIP Save juga menyertakan asuransi jiwa hingga Rp5 miliar secara otomatis. Jadi kamu bukan cuma menabung, tapi juga melindungi diri dan keluarga dari risiko keuangan yang nggak terduga.
Dengan bunga tinggi, bebas biaya, dan perlindungan ekstra, FINETIKS VIP Save bisa jadi cara paling efisien buat menyiapkan dana DP rumah impianmu.
Download aplikasi FINETIKS sekarang, dan mulai langkah pertamamu menuju rumah impian, karena mimpi punya rumah nggak akan tercapai kalau uangmu cuma diam di tabungan biasa. Dengan FINETIKS VIP Save, biar uangmu kerja lembur, sementara kamu bisa fokus menyiapkan masa depan.