fenomena makan tabungan

Fenomena Makan Tabungan: Alarm Finansial Anak Muda

Karin Hidayat
Karin Hidayat
May 15, 2025
Fenomena Makan Tabungan: Alarm Finansial Anak Muda

Pernah nggak kamu merasa gaji baru cair, tapi belum juga akhir bulan saldo rekening sudah megap-megap? Tabungan yang tadinya jadi harapan buat masa depan, malah ikut tersedot buat bayar tagihan harian. Kalau kamu relate, bisa jadi kamu sedang mengalami yang disebut fenomena makan tabungan.

Fenomena ini bukan cuma masalah individu, tapi sudah jadi tren finansial yang cukup mengkhawatirkan di masyarakat. Bahkan, banyak data menunjukkan bahwa tren ini terus naik, terutama di kalangan usia produktif. Tapi apa sih sebenarnya fenomena makan tabungan itu? Kenapa bisa terjadi? Dan yang paling penting, gimana cara kita menghindarinya? Yuk, bahas tuntas bareng-bareng di artikel ini.

Apa Itu Fenomena Makan Tabungan?

Secara sederhana, fenomena makan tabungan adalah kondisi ketika seseorang secara rutin atau berkala menggunakan uang tabungannya untuk menutup kebutuhan sehari-hari. Bukannya nambah, jumlah tabungan malah terus berkurang karena jadi "korban" dari pengeluaran bulanan.

Biasanya, fenomena ini terjadi karena penghasilan yang nggak lagi cukup buat nutup kebutuhan hidup. Akhirnya, yang harusnya jadi dana darurat atau simpanan masa depan, malah ikut dikorbankan demi bertahan hidup hari ini.

Fenomena ini makin sering terjadi di kota-kota besar, tempat gaya hidup tinggi dan biaya hidup makin mahal. Tapi sebenarnya, siapa saja bisa mengalami ini, bahkan mereka yang terlihat "mapan" sekalipun.

Kenapa Fenomena Makan Tabungan Terjadi?

Ada banyak penyebab yang bikin seseorang atau bahkan satu keluarga mengalami fenomena makan tabungan. Tapi kalau dirangkum, inilah beberapa faktor utamanya:

1. Pendapatan Stagnan, Pengeluaran Naik Terus

Salah satu penyebab paling klasik. Gaji segitu-gitu aja, tapi harga barang dan jasa naik terus. Mulai dari sembako, transportasi, sampai biaya langganan internet atau listrik. Akibatnya, pengeluaran jadi lebih besar dari pemasukan. Ujung-ujungnya? Pakai tabungan lagi.

2. Tidak Punya Anggaran Keuangan

Banyak orang yang menjalani hidup tanpa rencana finansial. Nggak tahu pengeluaran bulanan berapa, kebutuhan mana yang harus diprioritaskan, dan akhirnya, spending asal jalan aja. Tanpa kontrol, keuangan bisa bocor sana-sini, dan tabungan pun pelan-pelan habis.

3. Gaya Hidup Konsumtif

Fenomena FOMO (fear of missing out) dan social comparison bikin banyak orang merasa harus terus up-to-date. Nongkrong, belanja online, upgrade gadget dan kebutuhan tersier lainnya, semua dikejar tanpa mikir panjang. Padahal, banyak pengeluaran itu bisa ditunda atau bahkan nggak perlu-perlu amat.

4. Darurat Tak Terduga

Kecelakaan, kehilangan pekerjaan, anggota keluarga sakit, dan kejadian darurat lain seringkali memaksa kita untuk mengandalkan tabungan. Kalau kamu belum punya dana darurat yang memadai, tabungan biasa pun bisa ludes dalam sekejap.

5. Kurangnya Literasi Keuangan

Banyak dari kita yg minim literasi keuangan, nggak pernah diajari cara mengelola uang dengan benar. Kita tahu pentingnya menabung, tapi nggak tahu cara melakukannya secara konsisten. Kita tahu perlu investasi, tapi bingung mulai dari mana. Alhasil, tabungan jadi satu-satunya "bantal" yang akhirnya makin tipis.

Dampak Fenomena Makan Tabungan

Awalnya mungkin kamu merasa nggak masalah, toh masih ada yang bisa dipakai. Tapi kalau terus dibiarkan, kebiasaan ini bisa membawa dampak jangka panjang yang serius:

1. Tidak Ada Dana Darurat

Tabungan biasanya jadi cadangan ketika hal tak terduga terjadi. Tapi kalau kamu sudah sering ‘menggigit’ tabungan untuk keperluan harian, gimana nanti kalau ada kejadian besar?

2. Gagal Capai Tujuan Finansial

Mau beli rumah, buka bisnis, atau sekolahin anak? Semua itu butuh dana besar. Tapi gimana bisa kalau tabungan terus-menerus terpakai?

3. Tumbuhnya Utang

Saat tabungan habis, banyak orang akhirnya memilih utang sebagai solusi. Sayangnya, ini bisa jadi awal dari lingkaran setan finansial: gali lubang, tutup lubang.

4. Tekanan Psikologis

Kondisi keuangan yang tidak stabil bisa menyebabkan stres, kecemasan, bahkan depresi. Apalagi kalau kamu merasa terus gagal mengelola keuangan pribadi.

Fenomena Makan Tabungan di Indonesia: Nyata Ada!

Fenomena ini bukan hanya teori atau perasaan pribadi. Data terbaru dari berbagai lembaga menunjukkan tren ini nyata terjadi. Contohnya:

  • Menurut survei Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), simpanan masyarakat di bawah Rp100 juta mengalami penurunan hampir 3% dalam kuartal terakhir.
  • Banyak platform pinjaman digital juga mencatat lonjakan pengajuan pinjaman, yang menunjukkan bahwa banyak masyarakat mulai "kehabisan cadangan".

Yang lebih mengkhawatirkan, fenomena ini bukan hanya terjadi di kelas menengah ke bawah, tapi juga mulai menyentuh masyarakat menengah mapan. Ini alarm serius, tanda bahwa banyak orang belum benar-benar aman secara finansial.

Cara Menghindari Fenomena Makan Tabungan

Berikut beberapa strategi yang bisa kamu terapkan untuk menjaga agar tabungan tetap utuh dan bahkan terus tumbuh:

1. Buat Anggaran Bulanan yang Realistis

Langkah pertama adalah tahu persis ke mana uangmu pergi. Catat semua pemasukan dan pengeluaran. Lalu kelompokkan: kebutuhan pokok, cicilan, lifestyle, dan lainnya. Dari sana kamu bisa tahu bagian mana yang bisa dikurangi.

2. Prioritaskan Menabung di Awal Bulan

Jangan nunggu “sisa uang” untuk ditabung. Sisihkan langsung di awal, bahkan sebelum mulai belanja. Bisa 10-20% dari penghasilan, tergantung kondisi.

3. Tentukan Tujuan Finansial yang Jelas

Menabung tanpa tujuan bisa bikin kamu kehilangan motivasi. Sebaliknya, kalau kamu punya goal seperti liburan, DP rumah, atau dana darurat, kamu akan lebih disiplin dan termotivasi.

4. Evaluasi dan Pangkas Gaya Hidup

Kamu nggak harus hidup asketik, tapi penting buat tahu mana pengeluaran yang benar-benar bikin kamu bahagia, dan mana yang cuma ikut-ikutan. Pangkas yang nggak perlu, dan arahkan ke pos yang lebih produktif.

5. Gunakan Alat Bantu Keuangan Digital

Aplikasi keuangan bisa sangat membantu. Dengan teknologi, kamu bisa tracking pengeluaran harian, bikin budget otomatis, bahkan setting pengingat untuk semua tagihan.

Saatnya Naik Level: Dari Bertahan Menjadi Berkembang

Kalau kamu sudah berhasil menahan diri dari makan tabungan, langkah selanjutnya adalah mengembangkan uangmu. Jangan biarkan uang hanya diam di rekening biasa. Arahkan ke tabungan berjangka, investasi, atau simpanan produktif lain yang aman dan sesuai profil risikomu.

Ingat, uang bukan hanya buat dipakai hari ini, tapi juga buat mengamankan hari esok.

Atur Keuanganmu Lebih Cerdas dengan Aplikasi FINETIKS

Fenomena makan tabungan bisa menimpa siapa saja. Tapi kabar baiknya, kamu bisa mencegahnya dengan perencanaan dan pengelolaan keuangan yang lebih cermat.

Salah satu langkah terbaik yang bisa kamu ambil mulai sekarang adalah menggunakan aplikasi FINETIKS. Dengan fitur-fitur seperti kategori pengeluaran, pembuatan anggaran, serta sistem pengingat untuk menabung dan membayar tagihan, kamu bisa lebih mudah mengontrol keuanganmu sehari-hari.

FINETIKS bukan cuma aplikasi pencatat uang, tapi partner finansial yang bantu kamu bertahan, dan bahkan berkembang secara finansial. Mulai dari budgeting, monitoring, sampai pengelolaan tujuan keuangan, semua bisa kamu lakukan dalam satu aplikasi.

Jadi, daripada terus-menerus ‘makan tabungan’ karena nggak tahu ke mana uangmu pergi, yuk mulai ambil kendali. Atur keuanganmu dengan FINETIKS dan rasakan bedanya. Tabungan tetap utuh, masa depan pun lebih cerah. Download sekarang, gratis di App Store dan Google Play!

Artikel Terkini