Kamu mungkin pernah merasa uang Rp100 ribu yang biasanya cukup buat belanja mingguan, sekarang habis dalam sekali transaksi. Atau merasa gaji naik tapi tetap aja nggak bisa nabung. Nah, ini bukan perasaan semata. Ini adalah dampak nyata dari inflasi.
Tahun 2025 menjadi sorotan para ekonom karena inflasi diperkirakan akan kembali naik seiring dinamika global dan domestik. Pertanyaannya, apa dampaknya untuk kamu sebagai individu? Dan bagaimana kamu bisa bertahan?
Artikel ini akan membahas secara lengkap soal:
Inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus-menerus dalam jangka waktu tertentu. Ketika inflasi terjadi, daya beli kamu akan menurun, artinya, jumlah barang dan jasa yang bisa dibeli dengan uang yang sama akan lebih sedikit.
Kalau kamu masih menganggap inflasi sebagai masalah besar perusahaan atau negara saja, saatnya mengubah pandangan itu. Inflasi memengaruhi langsung ke dompet kamu. Gaji terasa nggak naik-naik, belanja makin mahal, cicilan makin berat, dan investasi yang nggak tepat malah bisa merugi.
Tren inflasi di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir cenderung naik-turun, tergantung kondisi ekonomi global dan kebijakan dalam negeri. Setelah pandemi COVID-19, inflasi sempat melandai karena daya beli masyarakat menurun. Namun, saat ekonomi mulai pulih, harga-harga kembali naik, terutama karena lonjakan harga BBM dan bahan pangan.
Misalnya, pada 2020 inflasi tercatat cukup rendah karena aktivitas ekonomi terhenti. Tapi begitu memasuki 2022, inflasi melonjak lebih dari 5% akibat kenaikan harga energi. Tahun 2023 dan 2024, pemerintah dan Bank Indonesia berhasil menjaga inflasi tetap di bawah 4% lewat kebijakan suku bunga dan stabilisasi harga pangan.
Namun, tahun 2025 diprediksi jadi tantangan baru. Beberapa faktor seperti tekanan geopolitik, ketegangan ekonomi global, dan potensi pelemahan rupiah bisa memicu inflasi kembali naik.
Beberapa pakar ekonomi memproyeksikan bahwa inflasi Indonesia 2025 bisa berada di kisaran 3 hingga 4 persen, tergantung pada kondisi harga energi dunia dan stabilitas politik domestik menjelang pemilu berikutnya.
Kenaikan harga BBM, bahan pokok, serta tarif listrik bisa mendorong biaya hidup naik drastis. Ini artinya:
Jika kamu tidak punya strategi keuangan yang adaptif, inflasi akan membuat kamu jalan di tempat, atau bahkan mundur dari target finansial yang sudah kamu rancang.
Menghadapi inflasi itu seperti berlayar di ombak yang besar. Kamu butuh strategi, bukan hanya semangat. Berikut beberapa langkah nyata yang bisa kamu lakukan mulai sekarang:
1. Rancang Ulang Anggaran Pribadi
Inflasi membuat pengeluaran harian meningkat. Oleh karena itu, penting untuk mengevaluasi ulang anggaran bulanan kamu. Catat dengan detail semua pengeluaran, dan prioritaskan kebutuhan esensial seperti makan, transportasi, dan tagihan wajib. Kurangi pengeluaran konsumtif seperti langganan yang jarang dipakai atau jajan berlebihan.
Tips: Gunakan aplikasi keuangan atau minta bantuan tools dari layanan Money Management FINETIKS agar kamu bisa melihat gambaran keuanganmu secara real time.
2. Jangan Hanya Mengandalkan Tabungan Biasa
Menyimpan uang di rekening tabungan memang aman, tapi tidak cukup melindungi kamu dari inflasi. Bunga tabungan rata-rata masih di bawah 2% per tahun, sementara inflasi bisa mencapai 4%. Artinya, setiap tahun uangmu menyusut nilainya.
Solusi: Gunakan fitur seperti VIP Save dari FINETIKS, tabungan otomatis yang tidak hanya membantu kamu menabung rutin, tapi juga diarahkan sesuai tujuan keuangan jangka pendek maupun jangka panjang.
3. Diversifikasi Investasi
Inflasi bisa dikalahkan dengan investasi, tapi tidak asal pilih. Hindari ikut-ikutan tren yang belum kamu pahami seperti kripto atau saham spekulatif. Pilih instrumen yang cocok dengan profil risiko kamu dan tujuan investasi. Reksa dana pendapatan tetap, emas, obligasi ritel, dan saham perusahaan sektor kebutuhan pokok bisa jadi pilihan yang tahan inflasi.
Penting: Sebelum investasi, pastikan kamu punya dana darurat dan tidak menggunakan uang makan atau biaya rutin bulanan.
4. Miliki Dana Darurat yang Ideal
Seringkali orang tergoda langsung investasi tanpa punya dana darurat. Padahal ketika inflasi tinggi, risiko PHK, kenaikan biaya kesehatan, atau kebutuhan mendadak bisa terjadi kapan saja. Tanpa dana darurat, kamu akan terpaksa mencairkan investasi di saat rugi.
Rekomendasi: Miliki dana darurat minimal 3 hingga 6 bulan pengeluaran. Simpan di rekening terpisah agar tidak tergoda untuk digunakan.
5. Tingkatkan Literasi Keuangan
Inflasi adalah fenomena ekonomi kompleks yang perlu dipahami agar kamu bisa merancang strategi pribadi. Mulailah dari membaca artikel seperti ini, ikut webinar, atau berkonsultasi dengan ahli keuangan. Semakin kamu paham, semakin besar kemungkinan kamu membuat keputusan finansial yang benar.
Beruntungnya kamu: FINETIKS juga punya fitur edukasi finansial dan bimbingan berbasis data untuk bantu kamu paham keuangan tanpa harus jadi ahli ekonomi.
FINETIKS bukan cuma aplikasi keuangan. Ini adalah ekosistem pengelolaan uang yang cerdas, adaptif, dan cocok buat kamu yang ingin tetap aman dan berkembang meski situasi ekonomi sedang menantang.
Dengan Money Management FINETIKS kamu bisa:
Dengan VIP Save FINETIKS kamu bisa:
FINETIKS hadir bukan hanya untuk bantu kamu bertahan, tapi juga bertumbuh secara finansial di tengah gejolak ekonomi.
Inflasi Bisa Dihadapi, Asal Tahu Caranya
Tahun 2025 mungkin akan membawa tantangan ekonomi yang tidak mudah. Tapi bukan berarti kamu harus pasrah. Dengan strategi yang tepat dan mindset yang bijak, inflasi bisa kamu taklukkan.
Mulailah dari memahami apa itu inflasi, mengenali tren inflasi Indonesia dari tahun ke tahun, dan ambil langkah nyata seperti mengatur anggaran, diversifikasi aset, dan menabung secara terencana.
Dan ingat, kamu nggak harus melakukan semuanya sendirian. FINETIKS siap jadi partner finansial kamu, bukan cuma untuk hari ini, tapi juga untuk masa depan. Download aplikasi FINETIKS sekarang yuk!
