Kalau kamu sedang menjalankan bisnis, entah itu jualan online, restoran, atau manufaktur, pasti pernah dengar istilah COGS. Tapi, apakah kamu benar-benar paham apa itu COGS, kenapa penting, dan bagaimana cara mengelolanya biar laba bisnis tetap sehat?
Banyak pengusaha pemula mengira bahwa selama penjualan besar, otomatis bisnis untung. Padahal, kenyataannya nggak sesederhana itu. Di balik laporan keuangan, ada satu angka yang diam-diam menentukan seberapa besar profit yang bisa kamu bawa pulang: COGS.
Hari ini, kita akan kupas tuntas, mulai dari pengertian, cara hitung, sampai strategi pintar mengendalikannya.
COGS adalah singkatan dari Cost of Goods Sold, atau dalam bahasa Indonesia berarti Harga Pokok Penjualan (HPP). Sederhananya, COGS adalah total biaya langsung yang dikeluarkan untuk memproduksi atau memperoleh barang yang kamu jual.
Kalau kamu punya bisnis makanan, COGS mencakup biaya bahan baku (tepung, daging, sayur, bumbu), gaji chef yang langsung masak, sampai kemasan makanan. Kalau bisnisnya jual baju, COGS termasuk biaya beli kain, ongkos jahit, dan label produk.
COGS nggak mencakup biaya operasional lain seperti iklan, gaji admin, atau sewa kantor. Jadi fokusnya cuma pada biaya yang langsung terkait dengan produk yang dijual.
Banyak pengusaha fokus pada omset, tapi lupa cek COGS. Padahal, tinggi atau rendahnya COGS sangat memengaruhi profit margin.
Biar lebih paham, kita lihat komponen umum yang masuk dalam COGS:
Ingat, biaya pemasaran, sewa kantor, atau gaji admin nggak masuk ke COGS.
Secara umum, rumusnya seperti ini:
COGS = Persediaan Awal + Pembelian Bersih - Persediaan Akhir
Contoh Kasus:
Awal bulan kamu punya persediaan baju senilai Rp50 juta. Selama bulan itu, kamu beli lagi stok baju Rp30 juta. Akhir bulan, stok yang tersisa nilainya Rp20 juta.
COGS = Rp50 juta + Rp30 juta - Rp20 juta
COGS = Rp60 juta
Artinya, total biaya barang yang terjual di bulan itu adalah Rp60 juta.
Banyak pelaku usaha melakukan kesalahan ini:
Menekan COGS bukan berarti menurunkan kualitas produk. Ada beberapa cara cerdas yang bisa kamu terapkan:
COGS yang terlalu tinggi bisa bikin harga jual kamu ikut naik, dan ini berisiko membuat produk kalah bersaing. Sebaliknya, COGS yang terkendali memungkinkan kamu memberi harga kompetitif sekaligus menjaga profit.
Misalnya, kalau COGS per produk adalah Rp50.000 dan kamu mau margin 50%, maka harga jual minimal adalah Rp75.000. Kalau COGS bisa ditekan jadi Rp40.000, kamu bisa menjual dengan harga lebih rendah atau mempertahankan harga lama tapi dengan margin lebih besar.
Banyak orang mengira COGS cuma berlaku untuk bisnis barang. Padahal, bisnis jasa juga punya COGS, hanya saja bentuknya berbeda. Misalnya, bisnis desain grafis: COGS-nya bisa berupa gaji desainer, biaya software desain, dan pembelian font atau aset grafis yang dipakai langsung untuk proyek klien.
Karena COGS itu dinamis, harga bahan baku bisa naik turun, kurs mata uang berubah, dan biaya produksi fluktuatif. Dengan memantau COGS secara berkala, kamu bisa:
Sekarang kamu sudah tahu bahwa COGS adalah elemen vital dalam bisnis. Mengelolanya dengan baik bukan cuma soal menekan biaya, tapi juga tentang menjaga kualitas, daya saing harga, dan profitabilitas.
Buat kamu yang mau mengelola keuangan bisnis (dan pribadi) lebih cerdas, ada kabar baik. FINETIKS VIP Save, hasil kerja sama dengan Bank Victoria, bisa bantu kamu memaksimalkan hasil tabungan. Keuntungannya lebih tinggi dari tabungan di bank biasa, bunga sampai 6,25% per tahun, tanpa biaya admin, kuota gratis transfer 20 kali per bulan, dana bebas nggak dikunci, plus asuransi jiwa hingga Rp5 miliar. Semua bisa kamu nikmati sambil tetap fleksibel mengatur arus kas.
Yuk, jangan biarkan uang kamu diam tanpa berkembang. Download aplikasi FINETIKS sekarang dan mulai rasakan bedanya!