buzzer adalah

Bongkar Fakta di Balik Buzzer: Hanya Alat Politik atau Profesi Serius?

Karin Hidayat
Karin Hidayat
August 27, 2025
Bongkar Fakta di Balik Buzzer: Hanya Alat Politik atau Profesi Serius?

Pernah dengar istilah buzzer saat ngobrolin media sosial, politik, atau bahkan promosi produk? Istilah ini memang semakin populer beberapa tahun terakhir, terutama sejak media sosial menjadi pusat interaksi digital. Banyak orang penasaran: sebenarnya buzzer adalah apa sih? Apakah mereka hanya sekadar akun anonim yang berisik di dunia maya, atau justru profesi yang punya peran penting dalam industri komunikasi modern?

Supaya nggak salah kaprah, mari kita bongkar satu per satu fakta tentang buzzer, mulai dari definisi, cara kerja, sampai dampaknya terhadap masyarakat dan bisnis.

Apa Itu Buzzer?

Secara sederhana, buzzer adalah individu atau kelompok yang dibayar atau diberi imbalan untuk menyebarkan pesan tertentu di media sosial. Pesan ini bisa berupa promosi produk, kampanye politik, isu sosial, atau bahkan sekadar mengangkat popularitas seseorang.

Istilah buzzer sendiri diambil dari kata bahasa Inggris “buzz” yang artinya dengungan. Artinya, tugas seorang buzzer adalah menciptakan “dengungan” atau perhatian ramai terhadap suatu topik di dunia maya.

Di Indonesia, kata buzzer sering memiliki konotasi negatif karena kerap dikaitkan dengan politik atau penyebaran informasi yang bias. Padahal, kalau ditelusuri lebih dalam, peran buzzer juga bisa positif, terutama dalam konteks pemasaran digital.

Sejarah Singkat Buzzer di Dunia Digital

Fenomena buzzer sebenarnya sudah ada sejak awal media sosial populer. Pada awalnya, buzzer lebih banyak digunakan oleh brand atau perusahaan untuk mempercepat penyebaran pesan pemasaran. Dengan memanfaatkan akun yang punya banyak pengikut, pesan produk bisa lebih cepat viral.

Namun, seiring waktu, istilah buzzer mulai melebar ke ranah politik dan isu sosial. Dari sinilah muncul kontroversi, karena banyak buzzer yang dituding menyebarkan propaganda atau bahkan hoaks untuk kepentingan tertentu.

Cara Kerja Buzzer

Supaya lebih paham, mari kita lihat bagaimana buzzer bekerja di lapangan. Secara umum, ada beberapa langkah yang biasanya dilakukan:

  1. Menerima brief atau instruksi. Buzzer biasanya bekerja berdasarkan arahan dari klien, baik itu perusahaan, organisasi, maupun individu.
  2. Membuat konten. Konten yang diproduksi bisa berupa teks, gambar, video, atau meme. Tujuannya adalah agar pesan mudah disebarkan dan relatable dengan audiens.
  3. Menyebarkan secara masif. Buzzer akan memanfaatkan jaringan akun, baik akun pribadi maupun akun komunitas, untuk menyebarkan pesan secara serentak.
  4. Menciptakan trending topic. Dengan volume postingan yang besar, buzzer bisa membantu membuat suatu isu naik menjadi trending topic.
  5. Memperkuat narasi. Selain menyebarkan pesan, buzzer juga berperan untuk menguatkan opini tertentu dengan membalas komentar, menambahkan data (benar atau manipulatif), dan menjaga agar isu tetap hangat.

Jenis-Jenis Buzzer

Tidak semua buzzer sama. Ada beberapa kategori yang perlu kamu tahu:

  • Buzzer Politik. Fokus menyebarkan pesan politik, kampanye, atau propaganda. Biasanya muncul menjelang pemilu.
  • Buzzer Komersial. Digunakan oleh brand atau perusahaan untuk promosi produk atau layanan.
  • Buzzer Sosial. Bekerja untuk mengangkat isu sosial seperti gerakan lingkungan, kesehatan, atau kemanusiaan.
  • Buzzer Organik. Bukan buzzer bayaran, melainkan individu yang dengan sukarela ikut menyebarkan suatu isu karena merasa relevan atau setuju.

Dampak Positif Buzzer

Meskipun sering dianggap negatif, sebenarnya ada beberapa sisi positif dari keberadaan buzzer:

  1. Meningkatkan awareness. Buzzer mampu membuat sebuah isu atau produk cepat dikenal masyarakat luas.
  2. Mempercepat penyebaran informasi. Dalam dunia digital yang serba cepat, buzzer bisa membantu mempercepat distribusi pesan.
  3. Meningkatkan engagement. Konten dari buzzer biasanya dirancang agar mudah memancing interaksi, sehingga engagement di media sosial meningkat.
  4. Mendorong partisipasi publik. Isu sosial sering kali mendapat perhatian lebih besar karena adanya dorongan dari buzzer.

Dampak Negatif Buzzer

Namun, tidak bisa dipungkiri kalau buzzer juga punya sisi gelap. Beberapa dampak negatifnya antara lain:

  1. Penyebaran hoaks. Banyak buzzer yang menggunakan informasi tidak akurat untuk kepentingan tertentu.
  2. Polarisasi masyarakat. Buzzer politik sering menimbulkan perpecahan karena menyebarkan narasi yang memecah belah.
  3. Manipulasi opini publik. Dengan jumlah akun yang banyak, buzzer bisa membuat opini tertentu terlihat dominan padahal belum tentu benar.
  4. Menurunkan kualitas diskusi. Alih-alih berdiskusi sehat, percakapan di media sosial bisa penuh dengan serangan buzzer yang tidak membangun.

Buzzer dalam Perspektif Bisnis

Kalau di dunia politik buzzer sering dicap negatif, di dunia bisnis justru sebaliknya. Banyak perusahaan memanfaatkan buzzer sebagai bagian dari strategi digital marketing.

Bayangkan, sebuah produk baru diluncurkan. Tanpa promosi, mungkin butuh waktu lama untuk dikenal masyarakat. Tapi dengan bantuan buzzer, produk tersebut bisa langsung viral dalam hitungan jam.

Bahkan, dalam praktiknya, buzzer bisa berkolaborasi dengan influencer untuk hasil yang lebih maksimal. Bedanya, buzzer biasanya lebih fokus pada volume penyebaran, sementara influencer lebih fokus pada kredibilitas personal.

Apakah Buzzer Itu Profesi Serius?

Pertanyaan penting: apakah buzzer adalah profesi yang bisa dianggap serius? Jawabannya, ya dan tidak.

  • Ya, karena ada orang yang benar-benar mencari nafkah dari aktivitas buzzer, baik di bidang bisnis maupun politik.
  • Tidak, karena praktik buzzer yang tidak etis (seperti menyebarkan hoaks) membuat profesi ini sulit diakui secara formal.

Namun, di era digital sekarang, peran buzzer tidak bisa diabaikan. Mereka adalah bagian dari ekosistem komunikasi modern, suka atau tidak suka.

Etika Seorang Buzzer

Supaya peran buzzer tidak selalu dipandang negatif, ada beberapa prinsip etika yang sebaiknya diterapkan:

  • Menyebarkan informasi yang benar dan bisa dipertanggungjawabkan.
  • Tidak menyerang pihak lain dengan cara yang merugikan.
  • Fokus pada edukasi dan promosi positif.
  • Transparan jika bekerja untuk brand atau organisasi tertentu.

Kalau etika ini dijaga, buzzer bisa punya citra yang lebih positif di masyarakat.

Jadi, sudah lebih paham kan, bahwa buzzer adalah individu atau kelompok yang bertugas menyebarkan pesan secara masif di media sosial. Peran mereka bisa positif atau negatif, tergantung siapa yang mengendalikan dan bagaimana mereka bekerja.

Di satu sisi, buzzer bisa membantu promosi bisnis atau menyebarkan isu sosial yang bermanfaat. Tapi di sisi lain, buzzer juga bisa memicu hoaks, manipulasi, dan polarisasi publik.

Sebagai pengguna media sosial, kamu perlu lebih kritis dalam menerima informasi. Jangan sampai terjebak opini yang dibuat-buat hanya karena buzzer bekerja keras membentuk narasi tertentu.

Bijak di Era Digital, Bijak Kelola Keuangan

Kalau kamu sudah tahu cara kritis menghadapi informasi digital, sekarang saatnya juga bijak mengelola keuanganmu. Sama seperti buzzer yang bisa memengaruhi arah opini publik, pengelolaan uang juga bisa menentukan arah masa depanmu.

Salah satu cara cerdas adalah dengan menabung di FINETIKS VIP Save, produk hasil kerjasama dengan Bank Victoria. Bedanya dengan tabungan biasa, VIP Save kasih keuntungan lebih tinggi sampai 6,25% per tahun, tanpa biaya admin, ada kuota gratis transfer 20 kali per bulan, dana fleksibel nggak dikunci, plus perlindungan asuransi jiwa hingga Rp5 Miliar.

Daripada uangmu nganggur tanpa arah, lebih baik diamankan dan dikembangkan. Yuk, download aplikasi FINETIKS sekarang dan mulai langkah cerdas dalam mengatur keuangan!

Artikel Terkini