cara hitung PPh 21

Begini Cara Hitung PPh 21 yang Benar! Biar Nggak Salah Potong Gaji

Karin Hidayat
Karin Hidayat
November 3, 2025
Begini Cara Hitung PPh 21 yang Benar! Biar Nggak Salah Potong Gaji

Apa Itu PPh 21 dan Kenapa Penting Dipahami?

Kalau kamu karyawan tetap atau pekerja lepas, pasti pernah lihat potongan bernama PPh 21 di slip gaji. Tapi, apakah kamu benar-benar tahu apa itu PPh 21 dan bagaimana cara menghitungnya?

PPh 21 adalah singkatan dari Pajak Penghasilan Pasal 21, yaitu pajak yang dikenakan atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, atau pembayaran lain yang diterima oleh individu dari pekerjaan atau jasa. Pajak ini merupakan bagian dari kewajiban perpajakan setiap warga negara yang berpenghasilan di Indonesia.

Secara sederhana, PPh 21 adalah potongan pajak dari penghasilan kamu yang dibayarkan kepada negara melalui perusahaan tempat kamu bekerja. Jadi, sebelum gaji masuk ke rekening, perusahaan sudah memotong dan menyetorkannya ke kas negara.

Meskipun terkesan rumit, memahami cara hitung PPh 21 itu penting supaya kamu tahu apakah potongan pajakmu sudah sesuai aturan atau belum.

Siapa yang Wajib Membayar PPh 21?

Tidak semua orang dikenai PPh 21. Berdasarkan peraturan Direktorat Jenderal Pajak, PPh 21 berlaku bagi:

  1. Karyawan tetap (baik pegawai negeri maupun swasta).
  2. Karyawan tidak tetap atau lepas, seperti pekerja freelance, tenaga ahli, dan konsultan.
  3. Penerima honorarium, seperti pembicara, panitia kegiatan, atau narasumber.
  4. Penerima pensiun, atas penghasilan dari dana pensiun.

Namun, seseorang baru dikenakan pajak jika penghasilannya melebihi Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) yang telah ditetapkan pemerintah.

Batas Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) Terbaru

PTKP adalah batas minimal penghasilan tahunan yang tidak dikenakan pajak. Berdasarkan peraturan terakhir, besaran PTKP per tahun adalah:

  • Wajib pajak orang pribadi: Rp54.000.000
  • Tambahan untuk status menikah: Rp4.500.000
  • Tambahan untuk setiap tanggungan (maksimal 3 orang): Rp4.500.000 per orang

Jadi, jika kamu sudah menikah dan memiliki dua anak, maka PTKP kamu adalah:
Rp54.000.000 + Rp4.500.000 + (2 x Rp4.500.000) = Rp67.500.000 per tahun.

Kalau penghasilanmu di bawah angka ini, kamu tidak dikenai PPh 21. Tapi kalau lebih, maka kelebihannya akan dikenakan pajak dengan tarif progresif.

Tarif Pajak PPh 21 Berdasarkan Penghasilan

Tarif pajak PPh 21 menggunakan sistem progresif, artinya semakin besar penghasilan kamu, semakin tinggi tarif pajaknya. Berikut ketentuan tarif progresif terbaru:

  • Penghasilan kena pajak hingga Rp60 juta per tahun → 5%
  • Di atas Rp60 juta – Rp250 juta per tahun → 15%
  • Di atas Rp250 juta – Rp500 juta per tahun → 25%
  • Di atas Rp500 juta – Rp5 miliar per tahun → 30%
  • Di atas Rp5 miliar per tahun → 35%

Tarif ini berlaku untuk wajib pajak orang pribadi dalam negeri.

Langkah-Langkah Cara Hitung PPh 21

Sekarang kita masuk ke bagian paling penting: cara hitung PPh 21. Supaya lebih mudah dipahami, kita bahas lewat contoh kasus nyata.

Contoh Kasus

Misalnya kamu bekerja di perusahaan swasta dengan data berikut:

  • Status: Lajang
  • Gaji pokok bulanan: Rp10.000.000
  • Tunjangan transportasi: Rp500.000
  • Tunjangan makan: Rp500.000
  • BPJS Ketenagakerjaan (JHT 2%) dibayar oleh karyawan

Langkah 1: Hitung Penghasilan Bruto

Gaji pokok + tunjangan =
Rp10.000.000 + Rp500.000 + Rp500.000 = Rp11.000.000 per bulan
Total penghasilan setahun: Rp11.000.000 x 12 = Rp132.000.000

Langkah 2: Kurangi Biaya Jabatan dan Iuran Pensiun

Sesuai aturan, biaya jabatan adalah 5% dari penghasilan bruto setahun (maksimal Rp6.000.000 per tahun).
5% x Rp132.000.000 = Rp6.600.000 → dibulatkan ke maksimum, Rp6.000.000

Iuran JHT (2% dari gaji pokok per bulan):
2% x Rp10.000.000 = Rp200.000 per bulan
Total setahun: Rp200.000 x 12 = Rp2.400.000

Total pengurang: Rp6.000.000 + Rp2.400.000 = Rp8.400.000

Langkah 3: Hitung Penghasilan Neto Setahun

Rp132.000.000 – Rp8.400.000 = Rp123.600.000

Langkah 4: Kurangi dengan PTKP

Status lajang → PTKP = Rp54.000.000
Rp123.600.000 – Rp54.000.000 = Rp69.600.000

Langkah 5: Hitung Pajak Terutang (Tarif Progresif)

Rp60.000.000 pertama dikenai pajak 5% → Rp3.000.000
Sisa Rp9.600.000 dikenai pajak 15% → Rp1.440.000
Total pajak terutang per tahun = Rp4.440.000

PPh 21 bulanan = Rp4.440.000 ÷ 12 = Rp370.000 per bulan

Jadi, dari gaji Rp11 juta per bulan, PPh 21 kamu sekitar Rp370.000 yang akan dipotong otomatis oleh perusahaan.

Bagaimana Jika Kamu Punya Tanggungan Keluarga?

Status keluarga memengaruhi besaran PTKP. Semakin banyak tanggungan, semakin besar pula penghasilan yang tidak dikenai pajak. Misalnya kamu menikah dan punya satu anak (status K/1), maka PTKP kamu menjadi Rp63 juta. Dengan begitu, pajak yang harus dibayar lebih kecil dibanding karyawan lajang dengan penghasilan sama.

Karena itu, pastikan data keluarga kamu selalu terupdate di HR perusahaan agar perhitungan PPh 21 tidak salah. Banyak karyawan tidak sadar potongan pajaknya lebih besar hanya karena data tanggungan belum dilaporkan dengan benar.

PPh 21 untuk Pekerja Lepas dan Freelancer

Buat kamu yang bekerja sebagai freelancer atau tenaga lepas, PPh 21 juga berlaku, tapi mekanismenya sedikit berbeda. Pajak dihitung berdasarkan honorarium atau imbalan jasa yang diterima, bukan gaji tetap.

Umumnya, tarif PPh 21 bagi tenaga lepas dihitung sebesar 50% dari penghasilan bruto sebagai dasar pengenaan pajak. Dari angka itu, baru diterapkan tarif progresif sesuai lapisan penghasilan. Perusahaan atau pihak pemberi kerja biasanya memotong pajak langsung sebelum membayar honor.

Contohnya, kamu mendapat honor Rp10 juta untuk satu proyek. Dasar pengenaan pajaknya 50% x Rp10 juta = Rp5 juta. Maka, pajak yang harus dipotong adalah 5% x Rp5 juta = Rp250.000. Kamu akan menerima bersih Rp9.750.000.

Kesalahan Umum Saat Menghitung PPh 21

Banyak orang masih keliru memahami cara hitung PPh 21. Beberapa kesalahan yang sering terjadi antara lain:

  1. Mengabaikan iuran BPJS dan biaya jabatan saat menghitung penghasilan neto.
  2. Tidak memperbarui data tanggungan, sehingga PTKP tidak sesuai.
  3. Menganggap tunjangan tertentu tidak kena pajak, padahal seharusnya termasuk penghasilan bruto.
  4. Menggunakan tarif pajak lama yang sudah diperbarui oleh pemerintah.

Supaya aman, kamu bisa memanfaatkan aplikasi payroll atau konsultasi langsung dengan HR atau konsultan pajak agar perhitungannya sesuai ketentuan.

Pentingnya Memahami Slip Gaji dan Potongan Pajak

Slip gaji bukan hanya bukti penerimaan upah, tapi juga dokumen penting yang menjelaskan detail potongan, termasuk PPh 21. Dengan memahami komponennya, kamu bisa memastikan hak dan kewajiban pajakmu terpenuhi.

Selain itu, slip gaji yang benar juga bermanfaat ketika kamu ingin mengajukan kredit, membuat laporan SPT tahunan, atau keperluan administrasi lainnya.

Bagi perusahaan, transparansi potongan pajak juga meningkatkan kepercayaan karyawan. Sistem penggajian yang akurat menunjukkan profesionalisme dan kepatuhan perusahaan terhadap regulasi.

Mengapa PPh 21 Jadi Tanda Keuangan Sehat Perusahaan

PPh 21 bukan sekadar potongan pajak, tapi juga indikator bahwa perusahaan dan karyawan sama-sama taat aturan. Perusahaan yang rutin memotong dan melaporkan PPh 21 menandakan sistem administrasi dan payroll-nya berjalan dengan baik.

Sebaliknya, perusahaan yang tidak mengelola PPh 21 dengan benar berisiko terkena sanksi pajak dan kehilangan reputasi. Jadi, memahami dan mengelola PPh 21 dengan tepat itu bukan cuma kewajiban, tapi juga bagian dari good corporate governance.

Pahami Pajakmu & Kelola Keuanganmu dengan FINETIKS VIP Save

Sekarang kamu sudah tahu cara hitung PPh 21 dengan benar. Pahami hak dan kewajiban pajakmu, supaya gaji yang kamu terima sesuai dan tidak ada potongan yang keliru. Tapi, setelah tahu berapa penghasilan bersihmu setiap bulan, pertanyaannya: sudahkah kamu mengelolanya dengan optimal?

Kalau belum, inilah saatnya kamu coba FINETIKS VIP Save, hasil kerja sama antara FINETIKS dan Bank Victoria. Tabungan ini kasih bunga lebih tinggi dari tabungan biasa, hingga 6,25% per tahun, tanpa biaya admin, dan bonus 20 kali transfer gratis tiap bulan.

Yang lebih menarik, dana kamu bebas digunakan kapan saja tanpa dikunci, plus dilengkapi asuransi jiwa hingga Rp5 miliar. Keamanan, fleksibilitas, dan keuntungan maksimal, semuanya bisa kamu dapat dalam satu aplikasi.

Download aplikasi FINETIKS  sekarang, dan nikmati cara baru mengatur keuangan yang lebih pintar, efisien, dan menguntungkan. Setelah urusan pajak beres, saatnya uangmu bekerja lebih cerdas untuk kamu!

Artikel Terkini