Kalau dengar kata cetak uang, yang kebayang biasanya mesin besar yang memuntahkan lembaran-lembaran baru rupiah, dolar, atau euro. Tapi dalam konteks ekonomi, cetak uang bukan sekadar soal bikin kertas berwarna dengan angka nominal.
Secara sederhana, cetak uang adalah kebijakan moneter di mana bank sentral menambah jumlah uang beredar untuk mendukung kebutuhan negara. Tujuan utamanya bisa macam-macam: menjaga ekonomi tetap bergerak, membiayai program pemerintah, atau menolong pasar keuangan di masa krisis.
Ada dua istilah penting yang perlu kamu tahu:
Jadi, meskipun sama-sama disebut “cetak uang”, praktiknya bisa berbeda tergantung strategi dan kondisi negara.
Pertanyaan berikutnya: kenapa negara tidak cukup pakai pajak atau utang saja? Kenapa harus sampai cetak uang?
Ada beberapa alasan besar:
Tapi, seperti minum obat, dosisnya harus pas. Terlalu sedikit tidak terasa efeknya, terlalu banyak bisa bikin inflasi parah.
Amerika Serikat adalah contoh paling populer lewat program Quantitative Easing (QE).
Dampaknya? Ekonomi berhasil diselamatkan dalam jangka pendek. Bursa saham naik, perusahaan tetap bisa beroperasi. Tapi dalam jangka menengah, efeknya mulai terasa: inflasi AS melonjak ke level tertinggi dalam 40 tahun pada 2022.
Jepang punya kisah unik. Sejak tahun 1990-an, mereka mengalami masalah deflasi, yaitu harga-harga justru turun. Kedengarannya menyenangkan, tapi sebenarnya bahaya. Kenapa? Karena orang jadi menunda belanja dengan harapan harga semakin murah, dan akhirnya roda ekonomi terhenti.
Bank of Japan kemudian menjalankan QE dalam skala besar. Mereka membeli obligasi pemerintah dan aset lain dengan yen baru, bahkan hingga jadi salah satu pemilik terbesar saham perusahaan Jepang.
Dampaknya? Meskipun sudah bertahun-tahun “cetak uang”, inflasi Jepang tetap rendah. Hal ini karena budaya masyarakat Jepang yang lebih suka menabung daripada belanja. Uang baru yang beredar tidak sepenuhnya mengalir ke pasar konsumsi.
Kalau Amerika dan Jepang bisa relatif terkontrol, Venezuela justru jadi contoh “buku teks” kegagalan.
Pemerintah Venezuela mencetak bolivar dalam jumlah sangat besar untuk menutup defisit anggaran. Awalnya untuk membiayai program sosial dan subsidi, tapi tanpa kontrol yang ketat.
Dampaknya? Terjadi hiperinflasi. Harga barang bisa naik berkali-kali lipat dalam hitungan hari. Bayangkan, untuk membeli roti saja orang harus membawa tas penuh uang tunai. Nilai bolivar jatuh hingga nyaris tidak bernilai, dan masyarakat lebih memilih menggunakan dolar AS untuk transaksi sehari-hari.
Di Indonesia, isu cetak uang mencuat saat pandemi COVID-19. Pemerintah butuh dana besar untuk kesehatan, bantuan sosial, dan pemulihan ekonomi.
Bank Indonesia akhirnya ikut ambil peran lewat skema burden sharing, yaitu menanggung sebagian beban bunga utang pemerintah dengan cara membeli obligasi.
Dampaknya? Meski sempat menuai kontroversi, langkah ini cukup membantu menjaga stabilitas ekonomi. Inflasi di Indonesia tetap terkendali di level rendah, dibandingkan banyak negara lain yang lonjakannya sangat tinggi.
Artinya, cetak uang memang bisa dilakukan dengan hati-hati tanpa langsung bikin inflasi meledak, asalkan ada koordinasi yang ketat antara pemerintah dan bank sentral.
Dari cerita berbagai negara tadi, jelas kalau cetak uang bukan kebijakan yang bisa dilakukan sembarangan. Ada risiko besar yang mengintai:
Dari Amerika, Jepang, Venezuela, dan Indonesia, kita bisa ambil beberapa pelajaran penting:
Mungkin kamu berpikir, “Oke, negara cetak uang. Terus apa hubungannya dengan hidup saya?”
Jawabannya: dampaknya langsung ke dompetmu.
Dengan kata lain, kebijakan makro seperti cetak uang bisa sangat dekat dampaknya ke kehidupan sehari-hari.
Kalau begitu, apa yang bisa kamu lakukan sebagai individu?
Belajar dari kebijakan cetak uang berbagai negara, satu hal jelas: inflasi itu nyata, dan bisa menggerus nilai uangmu diam-diam. Karena itu, kamu perlu strategi cerdas biar uang tetap berkembang.
Di sinilah FINETIKS VIP Save hadir sebagai solusi. Produk kerjasama dengan Bank Victoria ini menawarkan fitur yang jauh lebih menguntungkan dibanding tabungan biasa:
Artinya, uangmu bukan cuma aman, tapi juga tumbuh lebih cepat. Kamu bisa tetap fleksibel, tanpa khawatir nilai tabungan kalah dari inflasi. Jadi, daripada uangmu diam dan makin kecil nilainya, lebih baik optimalkan lewat VIP Save. Yuk, lindungi masa depan finansialmu sekarang juga. Download aplikasi FINETIKS dan rasakan sendiri keuntungan VIP Save hari ini.