reksadana obligasi

7 Alasan Kenapa Pilih Investasi Reksadana Obligasi

Karin Hidayat
Karin Hidayat
September 14, 2025
7 Alasan Kenapa Pilih Investasi Reksadana Obligasi

Investasi Nggak Harus Ribet

Banyak orang masih berpikir investasi itu identik dengan risiko besar dan butuh modal segunung. Padahal, sekarang ada instrumen yang bisa kasih imbal hasil menarik tanpa harus bikin kepala pusing, salah satunya adalah reksadana obligasi. Jenis investasi ini sering disebut sebagai pilihan tengah-tengah: nggak se-volatile saham, tapi lebih potensial hasilnya dibanding deposito.

Kalau kamu masih asing dengan konsep reksadana obligasi, tenang saja. Artikel ini akan kupas tuntas tentang apa itu reksadana obligasi, cara kerjanya, keunggulannya, hingga alasan kenapa kamu perlu mempertimbangkannya sebagai bagian dari strategi keuangan.

Apa Itu Reksadana Obligasi?

Sebelum lebih jauh, mari kita luruskan dulu definisinya. Reksadana obligasi adalah produk investasi reksadana yang mayoritas portofolionya ditempatkan pada instrumen obligasi atau surat utang, baik dari pemerintah maupun korporasi.

Artinya, ketika kamu membeli reksadana obligasi, sebenarnya kamu sedang ikut serta “meminjamkan” uang ke penerbit obligasi, entah itu negara atau perusahaan, lewat manajer investasi. Sebagai imbalannya, kamu akan menerima bunga (kupon) yang kemudian terakumulasi menjadi keuntungan dalam reksadana tersebut.

Yang bikin menarik, kamu nggak perlu repot memilih obligasi mana yang bagus. Semua sudah dikelola profesional oleh manajer investasi yang punya keahlian khusus.

7 Alasan Kenapa Reksadana Obligasi Layak Kamu Pertimbangkan

1. Potensi Return Lebih Tinggi dari Deposito

Deposito di bank biasanya kasih bunga sekitar 3–5% per tahun. Sementara itu, reksadana obligasi bisa kasih potensi return lebih tinggi, umumnya di kisaran 6–9% per tahun, tergantung kondisi pasar dan jenis obligasi yang dipilih manajer investasi.

Kalau tujuan kamu ingin duit berkembang lebih cepat tanpa harus masuk ke risiko ekstrem seperti saham, reksadana obligasi bisa jadi pilihan manis.

2. Risiko Lebih Rendah Dibanding Saham

Reksadana saham memang bisa kasih keuntungan besar, tapi fluktuasinya bikin deg-degan. Nah, reksadana obligasi hadir sebagai opsi dengan risiko yang relatif lebih rendah. Harga obligasi memang bisa naik turun, tapi pergerakannya nggak se-ekstrim saham.

Kamu tetap bisa tidur nyenyak tanpa harus khawatir harga anjlok drastis dalam semalam.

3. Cocok untuk Tujuan Jangka Menengah

Kalau kamu punya tujuan keuangan dalam 3–5 tahun, misalnya persiapan DP rumah, biaya menikah, atau pendidikan anak, reksadana obligasi bisa jadi kendaraan tepat. Instrumen ini punya karakteristik yang lebih stabil dibanding saham, tapi return-nya lebih oke daripada tabungan biasa.

4. Diversifikasi Portofolio Lebih Mudah

Prinsip investasi yang sehat adalah jangan taruh semua telur di satu keranjang. Nah, dengan reksadana obligasi, kamu otomatis sudah punya diversifikasi karena manajer investasi mengelola dana ke berbagai jenis obligasi.

Artinya, kalau satu obligasi sedang turun nilainya, masih ada yang lain yang menopang. Risiko jadi lebih tersebar.

5. Dikelola oleh Profesional

Nggak semua orang punya waktu, energi, atau keahlian buat analisis pasar obligasi. Di sinilah keunggulan reksadana obligasi: kamu hanya perlu setor modal, dan manajer investasi akan mengurus semuanya, mulai dari pemilihan obligasi hingga strategi pengelolaan.

Kamu cukup duduk manis sambil memantau laporan perkembangan investasi.

6. Akses Mudah Mulai dari Rp100 Ribu

Kabar baiknya, kamu nggak perlu modal jutaan rupiah untuk mulai. Banyak platform sudah menyediakan akses investasi reksadana obligasi mulai dari Rp100 ribu saja. Dengan nominal sekecil ini, siapa pun bisa ikut serta tanpa perlu merasa terbebani.

7. Transparan dan Diawasi OJK

Reksadana obligasi adalah instrumen resmi yang diawasi langsung oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Kamu bisa tenang karena laporan kinerja, biaya, hingga portofolio investasi tercatat jelas dan bisa diakses secara berkala. Transparansi ini bikin kamu lebih mudah mengukur apakah investasimu berjalan sesuai tujuan atau tidak.

Bagaimana Cara Kerja Reksadana Obligasi?

Biar makin jelas, mari kita bahas cara kerjanya.

  1. Kamu membeli unit reksadana obligasi lewat bank, sekuritas, atau aplikasi investasi.
  2. Dana kamu kemudian dikumpulkan bersama dana investor lain.
  3. Manajer investasi mengelola dana tersebut ke dalam berbagai obligasi.
  4. Kupon (bunga) dari obligasi akan masuk ke reksadana, dan nilainya tercermin dalam kenaikan harga unit reksadana (NAB/unit).
  5. Kamu bisa menjual kembali unit reksadana kapan saja untuk merealisasikan keuntungan.

Sederhana, kan?

Siapa yang Cocok Berinvestasi di Reksadana Obligasi?

Reksadana obligasi bukan instrumen yang cocok untuk semua orang. Instrumen ini lebih pas buat kamu yang:

  • Punya tujuan investasi jangka menengah (3–5 tahun).
  • Menginginkan return lebih tinggi dari deposito, tapi nggak mau risiko besar seperti saham.
  • Baru mulai belajar investasi dan ingin instrumen yang relatif aman.
  • Ingin portofolio lebih seimbang dengan diversifikasi.

Kalau kamu termasuk salah satu kategori ini, reksadana obligasi bisa jadi langkah awal yang bijak.

Tips Memilih Reksadana Obligasi

Agar investasi lebih maksimal, ada beberapa hal yang perlu kamu perhatikan sebelum memilih produk:

  1. Cek Rekam Jejak Manajer Investasi. Pilih yang punya reputasi bagus dan sudah berpengalaman mengelola dana.
  2. Perhatikan Biaya. Setiap produk reksadana punya biaya pengelolaan. Bandingkan antar-produk agar kamu dapat yang paling efisien.
  3. Lihat Kinerja Historis. Walau kinerja masa lalu tidak menjamin masa depan, ini bisa jadi acuan kualitas pengelolaan dana.
  4. Kenali Profil Risiko Kamu. Jangan asal ikut-ikutan. Pastikan kamu nyaman dengan risiko yang ada.
  5. Gunakan Platform Resmi. Hanya beli reksadana obligasi lewat bank, sekuritas, atau aplikasi yang sudah terdaftar dan diawasi OJK.

Tantangan dan Risiko Reksadana Obligasi

Nggak ada investasi yang benar-benar tanpa risiko, termasuk reksadana obligasi. Beberapa risiko yang perlu kamu pahami antara lain:

  • Risiko Suku Bunga: Kalau suku bunga acuan naik, harga obligasi cenderung turun.
  • Risiko Kredit: Kalau penerbit obligasi gagal bayar (default), nilai reksadana bisa terpengaruh.
  • Risiko Likuiditas: Dalam kondisi tertentu, obligasi bisa sulit dijual dengan harga wajar.

Meski begitu, dengan diversifikasi dan pengelolaan profesional, risiko ini bisa ditekan seminimal mungkin.

Reksadana Obligasi: Investasi Cerdas

Setelah membaca penjelasan di atas, jelas bahwa reksadana obligasi menawarkan kombinasi menarik antara return yang kompetitif dan risiko yang lebih terkontrol. Cocok untuk kamu yang ingin uang berkembang lebih cepat dari tabungan biasa, tapi tetap bisa tidur nyenyak tanpa stres memikirkan pasar.

Nah, kalau kamu sudah paham tentang reksadana obligasi, ada satu lagi produk keuangan yang bisa kasih kamu keuntungan ekstra, yaitu FINETIKS VIP Save kerjasama dengan Bank Victoria. Produk ini bukan reksadana, tapi tabungan dengan keuntungan lebih tinggi dibanding tabungan bank biasa, yaitu sampai 6,25% per tahun. Selain itu, nggak ada biaya admin, dapat kuota gratis transfer 20 kali per bulan, dana bebas ditarik kapan saja (nggak dikunci), dan ada perlindungan asuransi jiwa hingga Rp5 miliar.

Jadi, sambil kamu mulai investasi di reksadana obligasi, kamu juga bisa menaruh dana darurat atau simpanan jangka pendek di FINETIKS VIP Save. Rasakan kombinasi antara aman, fleksibel, dan menguntungkan. Yuk, langsung download aplikasi FINETIKS sekarang dan nikmati manfaatnya!

Artikel Terkini